Lia terus menatap kearah sekeliling nya. ia merasa ada yang aneh, tadi sesampai nya di sekolah, teman teman nya benar benar menghindar dari dirinya, bahkan menatap dirinya saja tidak ada. Mereka, teman teman lia sedang berkumpul di kamar mandi tanpa mengajak lia.
Kamar mandi menjadi tempat perkumpulan perempuan untuk membicarakan orang lain, jadi lia tau bahwa teman teman nya membicarakan sesuatu, namun ia tidak sampai berpikir bahwa yang mereka bicarakan itu adalah dirinya. lia bersikap cuek saja, lebih baik ia di kelas, memainkan hp nya sambil menunggu bel sekolah berbunyi.
Namun yang membuat nya semakin heran adalah teman teman sekelas nya sendiri. saat lia mendekati mereka dan mengajak nya berbicara, mereka selalu mencari alasan untuk tidak berbicara dengan lia.
Kita Kembali lagi ke sifat lia, lia itu sangat sangat cuek, jadi ia tidak memikirkan nya. sampai perkataan salah satu teman sekelas nya yang mengejek dirinya.
"yah, lagi berantem ya sama temen temen nya sendiri, gak diajak kumpul bareng tuh. Mereka lagi di kamar mandi loh, gak ikut ngomongin orang lagi nih."
Lia sebenarnya ingin mengabaikan ejekan itu, namun saat ia lihat bahwa orang yang mengatakan itu benar benar berbicara langsung kearah lia, meskipun jarak mereka jauh, dari ujung ke ujung, lia tau kata kata itu diperuntukkan untuk nya. suara teman nya itu cukup keras, jadi seisi kelas otomatis mengalihkan tatapan mereka dan menatap kearah lia.
Lia mendengus kesal, tidak ingin membalas omongan nya sedikit pun. ia kini hanya sendirian, tidak ada teman teman nya yang biasanya selalu membela dirinya.
"tapii tadi aku denger loh, kalau mereka ngomongin kamu. Jadi berkhianat nih? Katanya sahabat, kok saling ngomongin satu sama lain sih?" sindir nya lagi dan diakhiri dengan tawa jahat.
Lia merasa sangat kesal, ia tau kalau diantara ia dan teman teman grup nya memang ada yang tidak beres dari kemarin, tapi apa perlu dibicarakan sekeras itu sampai seisi kelas tau.
Disini satu kelas tau kalau lia dan ketiga teman nya sangat dekat, kemana mana selalu bersama, jadi sudah tak asing lagi kan jika mereka selalu bersama. Namun sangat jarang mereka melihat keempat nya bertengkar, itu pasti akan menjadi bahan pembicaraan anak anak di kelas nya.
Belum lia membalas omongan teman nya itu, bel sekolah berbunyi yang menandakan pelajaran pertama akan dimulai. Lia kesal karena ia belum sempat membalas nya. sedangkan teman nya yang tadi mengejek dirinya tersenyum sinis, berjalan mendekat kearah lia dan membisikkan sesuatu ke telinga lia.
"makanya, jangan jadi orang yang merasa paling hebat disini, sekarang gak ada teman nya kan."
Lia mengepalkan tangan nya keras, dalam hati ia menyumpahkan kata kata kasar pada teman nya itu. eee tidak bisa dibilang teman sih, mana ada teman yang membuli teman nya sendiri.
Kemudian seorang guru masuk ke dalam kelas lia, dan ia memulai pelajaran pertama nya.
******
Selama di sekolah, lia hanya menjalani kegiatan nya sendirian tanpa teman teman nya. sangat sepi karena tidak ada teman teman nya yang biasa membuat lelucon. Tadi saat di sekolah, ada guru yang tidak bisa hadir di kelas lia, sehingga kelas lia menjadi sangat ricuh. Sang guru yang tidak hadir pun tidak memberikan tugas pada kelas lia. jadi semua murid sibuk bermain dengan kelompok nya masing-masing. Kecuali lia.
Lia hanya dapat melihat dari tempat duduk nya, dimana ketiga teman nya yang lain sibuk berkumpul dan mengobrol, sesekali gelak tawa terdengar diantara mereka.
Apakah lia iri? Tentu saja tidak.
Lia tidak ingin dikasihani oleh teman teman sekelasnya karena ia yang sendirian seharian ini di sekolah. Ia juga tidak merasa bersalah sama sekali, lagipula dari awal ia tidak tau apa yang dipermasalahkan oleh teman teman nya, juga masalah tadi pagi, perkataan musuh nya itu terus terngiang di kepala nya.
Dari pagi hari sampai sekarang sore hari tiba, bel sekolah sudah berbunyi dari 3 menit yang lalu, sekarang lia sedang menunggu ojek pesanan nya datang. Lagi lagi ia hanya berdiri sendirian di teras depan sekolah nya.
Atensi lia teralihkan pada ketiga teman nya yang baru keluar dari minimarket yang memang tersedia di sekolahan lia. ketiga teman nya terlihat memakan eskrim dengan rasa yang sama. Tanpa sadar lia terus memperhatikan ketiga nya, ketiga teman nya tau kalau lia terus melihat kearah mereka. Mereka berjalan mendekat untuk berdiri di teras yang sama dengan lia, namun dengan jarak tentunya.
Lia mendengar percakapan mereka, teman teman nya rupanya sudah mau berpisah, masing masing teman nya mengikuti kegiatan sekolah, mereka sangat berbakat. Ada yang ikut kegiatan basket khusus putri, ada juga yang mengikuti kegiatan menari, dan ada juga yang ikut les menyanyi di dekat rumah nya.
Iya, lia merasa iri. Iri dengan teman teman nya yang bebas melakukan kegiatan yang mereka inginkan. Ia juga ingin menari tampil di panggung, ia ingin menunjukkan kehebatan nya saat bermain basket, ia ingin bisa menyanyi agar orang orang menganggumi dirinya.
Namun itu semua hanya keinginan lia, semata mata hanya untuk diakui oleh orang lain bukan berdasarkan kemampuan yang ia miliki. Lia saja malas sekali untuk bergerak, mana mungkin ia bermain basket kan, lia juga memiliki suara yang cempreng mana mungkin ia menyanyi. Kalau menari, tidak perlu ditanya lagi.
Sampai hp nya berbunyi menyadarkan lia dari pikiran nya, notifikasi hp memberitahu nya kalau ojek pesanan nya telah sampai. Ia berjalan meninggalkan sekolahn nya dan berjalan menuju keluar gerbang.
------

KAMU SEDANG MEMBACA
Athalia [ √ ]
Fiksi RemajaLia, remaja perempuan yang duduk di bangku SMA memiliki kehidupan yang biasa biasa saja, tidak ada hal spesial di dalam hidupnya, pikir lia. namun orangtua nya tiba tiba memutuskan untuk pindah ke rumah ke daerah yang jauh dari kota. ia pikir hi...