2 | FAMILLE

37 2 0
                                        

Lia menguap lebar dan menggaruk kepalanya khas orang bangun tidur. Langit malam kini sudah berganti menjadi langit di pagi hari yang indah dan cerah. Lia menjalani rutinitas nya seperti biasa. Bangun dari tidur, ia langsung pergi ke kamar mandi yang terletak di sebelah kamar nya, menggosok gigi, dan membersihkan dirinya. Memakai seragam sekolah nya sesuai jadwal, mempersiapkan buku buku nya untuk dimasukkan kedalam tas sekolah.

Lia bisa saja mempersiapkan buku bukunya dari semalam, namun ia terlalu malas untuk melakukannya, dan lebih memilih bermain dengan handphone nya. Seperti kebanyakan orang, kalau sudah memegang handphone, rasa malas pasti akan selalu menghampiri. Mengikuti perkembangan zaman sekarang yang semakin modern dan gaul, orang menyebutnya mager. Iya, lia anak mageran. Anak rumahan.

Namun kalian harus mengenal karakter lia juga, kalau sudah rajin, lia akan menjadi orang yang paling rajin daripada siapapun di dunia ini. Selesai membereskan barang barang nya, lia segera menuju ruang keluarga. Disana sudah ada ibunya dan adik laki laki nya, lino.

Lino adalah anak kedua di keluarga lia, lino memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat dengan kedua orang tuanya maupun kakaknya. Mereka selalu berdebat, mempermasalahkan hal kecil hingga menjadi besar.

"Lino! Jangan main handphone terus! Memang nya kerjaan kamu sudah selesai semua?" teriak ibu lia yang sudah sangat lelah sebenernya memperingatkan lino yang tidak bisa mandiri.

Lino berdecak, kemudian bangkit berdiri, dan membereskan barang barang yang akan dibawa ke sekolah.

Lia sekarang sedang ribuk bermain dengan handphone nya, meskipun ia terlihat fokus dengan handphone nya, tapi tidak dengan pikirannya. Disaat bersamaan ia juga memeriksa dirinya sendiri, memastikan bahwa ia sudah selesai dengan semua pekerjaannya sehingga ia tidak akan terkena amarah sang ibu.

Sungguh ia merasa kesal jika dipagi hari harus terkena amukan ibunya. Lebih baik ia menghindar dari ocehan ibunya.

Lia asik menggeser layar handphonenya, ia sedang bermain instragram, melihat lihat foto temannya yang muncul di beranda utama. Sampai tangan nya berhenti menggeser, layar nya berhenti di salah satu foto, dimana itu adalah perempuan yang seangkatan dengannya, cukup terkenal,cantik, dan ramah pada semua orang. Ia juga dikelilingi oleh banyak laki laki di sekolah. Ia mem-posting foto dirinya dengan pakaian yang bisa dibilang seksi.

Lia terkejut melihat foto itu.

'Berani sekali dia'

Lia memeriksa kolom komentarnya, ada yang mengirimkan stiker bentuk cinta, ada juga yang memuji kecantikannya, namun ada juga yang meledek dirinya. Lia hanya memasang raut wajah datar nya karena dia hanya penasaran saja. Iya, lagi lagi dia penasaran.

Lia mengambil foto itu, dan mengirimkan nya ke grup chat. Seperti biasa, lia senang membicarakan orang lain. Dan ia tidak sadar bahwa perbuatannya itu salah.

Terlalu asik bermain dengan handphone nya, ia tidak sadar kini sudah saatnya ia berangkat ke sekolah. Ia selalu berangkat ke sekolah bersama dengan ayah dan adiknya lino. Namun, jika ayah nya sedang sibuk, lia akan berangkat dengan ojek online.

Lia melihat sekitarnya, ia tidak melihat sosok ayah nya di ruang keluarga.

"Ibu, dimana ayah? Aku udah mau berangkat nih"

"Ayah kamu? Baru masuk kamar mandi tuh. Tadi ibu udah suruh lino buat bangunin ayah kamu, tapi biasa lah adik kamu" jawab ibu lia tenang.

Lia mendengus kesal, ia menghentakkan kakinya, berjalan dengan langkah lebar kembali ke ruang keluarga. Ia khawatir ia akan telat. Lia tidak pernah terlambat ke sekolah, jadi jika ia terlambat kali ini, ia akan merasa sangat malu.

Meskipun tidak ada yang memperhatikkan nya sih, lia benar benar memikirkan pandangan orang lain terhadap dirinya.

"Gimana sih kamu! Tadi ibu udah suruh kamu bangunin ayah, sekarang udah siang nih, kalau aku telat gara gara kamu ya" omel lia kepada lino.

"Apaan sih?! Berisik. Marah marah aja terus, kalau tau kayak gitu kenapa gak bangunin sendiri aja sih"

"Kan kamu yang disuruh, bukan kakak, alasan aja terus"

"Berisik!" jawab lino ketus dengan gaya mulut meledek kakaknya.

"Udah lah kalian berdua, masih pagi ya udah berantem aja. Nanti ibu hajar kalian kalau berantem terus"

Ibu lia yang mendengar perdebatan kedua anaknya itu juga risih, mendengar perdebatan keduanya yang tidak akan ada habisnya. Jadi sebelum semakin panjang perdebatannya dan sebelum ada kata kata kasar yang keluar, lebih baik dihentikkan segera kan.

Lia dan lino langsung diam membisu karena tidak ada yang berani menjawab omongan ibunya. Lia menghela nafas lagi, bangkit berdiri, dan raut wajahnya terlihat sedang berpikir.

"Ibu, kayak nya aku berangkat pakai ojek online aja deh. Ayah pasti lama di kamar mandi. Aku gak mau telat"

"Yaudah, terserah kamu aja" jawab ibu lia cuek.

Lia lagi lagi menghela nafas kasar, lia merasa ibu nya ini sangat cuek, mudah marah, dan sensitif sekali. Apapun itu yang ia lakukan pasti selalu salah di mata ibunya. Sekalipun ia sudah berusaha sebaik mungkin, ia tetap tidak mengerti ibunya.

Lia bersikap acuh karena sudah terlalu lelah menghadapi keluarga nya di pagi hari. Ia bersiap siap memakai sepatu di anak tangga dekat pintu rumah nya. Sampai langkah kaki dari lantai atas terdengar, dan itu adalah ayah nya yang ternyata sudah mandi dan sudah memakai pakaian lengkap siap untuk berangkat kerja.

"Kamu lama banget sih di kamar mandi" oceh ibu lia.

"Yah biasa lah. Kan semalem...ekhem" jawab ayah lia sambil tersenyum jahil dan mengedipkan satu matanya.

"Stttt.. udah jangan dibahas. Tuh anak kamu udah marah marah, sana berangkat"

Ayah lia segera bersiap siap untuk berangkat, mengambil tas kerja nya, dan berjalan menuju pintu rumah mereka. Ayah lia terpaksa melewatkan rutinitas pagi nya, yaitu meminum kopi dan sarapan roti. Ayah lia mendengus melihat lia yang sudah memasang raut wajah cemberut nya.

"Kamu masih pagi udah marah marah aja. Jangan pasang muka kayak gitu, gak enak dilihat"

Lia hanya menganggukan kepalanya kecil, yang mungkin tidak dapat dilihat siapapun. Ia tidak mau berdebat dengan ayahnya. Setelah semua sudah siap, lia, lino, dan ayahnya berpamitan dengan sang ibu. Mereka pun segera berangkat ke sekolah.

Suatu pembukaan pada suatu cerita memang tidak selalu dimulai dengan hal baik kan. Termasuk cerita ini. Namun kita lihat saja kedepannya. Karena setiap orang akan memiliki ceritanya sendiri.

------

Athalia [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang