31 | ALTERATION

7 0 0
                                        

Jika kamu berada pada titik kesedihan

Percayalah

Bahwa tuhan mampu mengubah air matamu menjadi kebahagiaan

******

Langit malam sangat lah menenangkan, udara sejuk di malam hari, bintang bintang yang menyebar di langit malam serta bulan yang terlihat selalu mengikuti kita kemanapun kita pergi. Lia menyukai suasana di malam hari. Karena setiap malam ia bisa meluapkan apa yang ia rasakan, sendirian, di dalam kamar nya. lia yakin ia tidak butuh keluarga nya, ia mampu menghadapi nya sendiri. padahal seharusnya ia tau, manusia itu tidak bisa sendirian. Manusia selalu membutuhkan orang lain. Namun lia berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum.

Namun kali ini, keindahan bulan tertutupi oleh awan awan. Bintang bintang pun ikut menyembunyikan dirinya. dan suasana malam hari ini tidak seperti malam biasanya. Suasana mencekam menyelimuti lia dan ibu nya. sudah dari beberapa menit yang lalu sejak sang ibu memasuki kamar nya dan menasehati nya. lia masih membenci keluarga nya. sesekali perdebatan masih terjadi antara ibu dan anak ini.

"ibu itu sayang sama kamu li. Apa kamu gak mikirin perasaan ibu?"

"iya aku tau bu."

"ibu gak pernah ajarin kamu buat jadi anak pembangkang. Ibu kecewa sama kamu. kenapa kamu lakuin itu?"

lia menundukkan kepala nya, ia mulai menangis terisak. Lia tau pertanyaan ibu nya ini mengarah kemana. Ibu menasehati nya tentang hal yang ia lakukan bersama dengan theo di sekolah. Lia juga tidak tau alasan apalagi yang harus ia gunakan. Ia tidak mengerti kenapa ia melakukan hal itu dengan theo.

Hati lia semakin sakit saat ia mendengar setiap ucapan yang ibu nya lontarkan. Ibu nya kecewa padanya, dan lia merasa sangat bersalah. Sang ibu membuka lebar tangan nya, lia menatap ibu nya sendu, perlahan ia berjalan mendekati ibu nya, dan mereka berpelukan.

Lia jarang sekali memeluk ibu nya. lia selalu merasa canggung dan gengsi untuk melakukan hal itu. lia memang tidak bisa menunjukkan rasa sayang nya kepada keluarga, ia memiliki cara nya sendiri untuk menunjukkan rasa sayang itu, begitu pula dengan sang ibu. Malam itu menjadi malam yang Panjang. Ada perasaan lega yang lia rasakan. Kenapa aku merasa lega?

******

Perlahan lia mulai kembali menunjukkan senyum nya. ia merasa sangat senang. Semalam ia sudah berbaikan dengan ibu nya, jika diingat ingat lagi jadi merasa malu. Bahkan tadi pagi saja lia dan ibu nya tidak membahas kejadian semalam seakan akan hal itu sudah lewat dan berlalu. Namun suatu kabar baik, lia mulai bergabung bersama keluarga nya. ia mendengarkan cerita dan lelucon yang selalu dilontarkan sang ayah, lia juga menjahili nio, meskipun ia masih selalu berdebat dengan lino, ia dan lino tidak pernah membenci satu sama lain. Layaknya adik dan kakak, berdebat, bertengkar, lalu berbaikan. Mau bagaimanpun mereka adalah adik dan kakak.

Setiap murid yang berpapasan dengan lia masih menatap lia dengan tatapan tidak suka, sesekali cibiran terdengar di mulut mereka, lia berusaha untuk tetap tenang dan tegar, ia tidak akan peduli dengan cibiran cibiran itu. dari arah belakang ada seseorang yang memanggil nama nya. lia menolehkan kepalanya dan tersenyum hangat melihat nya.

"lia!! aku kangen sama kamu! teriak via. Ella dan niko yang ada di belakang nya hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala nya melihat kelakuan via, karena suara via membuat nya menjadi pusat perhatian murid murid yang ada disana."

"via!! Hahaha, ada yang kangen rupanya."

"jadi udah baikan nih kalian? tanya niko dengan tatapan jahil."

"memang nya siapa yang bertengkar? Ikut campur urusan perempuan saja. Pergi sana." usir via.

"enak saja kamu ngusir aku. ampun tuan putri."

Via memukul lengan niko dan membuat sang empu meringis kesakitan. Ella dan lia tertawa melihat keduanya.

"ini baru satu minggu. Tapi Kalian selalu aja bertengkar. Udah seperti pasangan suami istri saja ya." kata ella.

"aminn." ucap niko dan ia mendapat pukulan lagi dari via.

"maksud kamu satu minggu?"

"mereka berpacaran!! hahaha. Aku senang banget melihat mereka berdua, akhirnya manusia ini berani menyatakan perasaan nya pada via." cerita ella.

"berpacaraan??? Satu minggu lalu berarti saat perayaan bulan Bahasa?"

"iya itu benar. Saat pulang sekolah niko menemui via, lalu ia menyatakan perasaan nya, kamu harus lihat li, kemarin setelah via menemui mu, niko mengambil kesempatan itu, ia memberikan via boneka dan ia menyatakan perasaanya. Cara nya juga terlihat lucu sekali. hahaha."

Lia ikut tertawa saat melihat ella tertawa. Baru kali ini ia melihat ella sesenang ini. namun dibalik gelak tawa ella, ada dua orang yang sedari tadi menahan malu nya jika mengingat ingat kejadian minggu lalu.

"baru kali ini aku melihat kamu tertawa sekeras itu el." ucap lia masih sambil tertawa karena raut wajah ella yang berubah menjadi malu.

"tentu saja, aku senang sekali. lagipula sahabat siapa yang tidak suka melihat teman nya berpacaran dengan laki laki. Dan lagi aku sangat Bahagia karena laki laki itu adalah niko."

"tapi ya li, sebelum aku menyatakan perasaan ku pada via. Aku sudah membicarakan ini duluan kepada ella, ell aitu berisik sekali, ia memberikan ku nasehat yang sangat Panjang seperti cerita ini. Panjang sekali bukan." komentar niko.

Lia kembali tertawa mendengar nya. ia Bahagia, ia senang, karena orang orang di hadapannya ini. suasana nya sangat berbeda saat ia bersama dengan grace. Sahabat ya. Orang yang selalu ada di sisi kalian, mendukung kalian, melindungi kalian. Sahabat yang saling menyayangi layaknya saudara dan keluarga. Orang yang tidak rela jika sahabat nya disakiti orang lain. Lia bersyukur bisa bertemu dengan mereka.

Via, ella, niko, dan gio.

******

Life is about moments

Create them

Dont wait for them

Langit menunjukkan keindahan nya di sore hari, langit berwarna orange jeruk, dan angin sejuk yang berhembusan membuat daun daun di pepohonan saling bergesekan. Langit terlihat tampak indah, begitu pula dengan keempat orang sahabat yang sedang tertawa bersama ini. lia dan teman teman nya memutuskan untuk pergi ke tempat rahasia mereka. Tempat yang akan mereka datangi disebut tempat rahasia karena hanya mereka saja lah yang tau tempat ini.

Kalian pasti ingat tempat apa yang kumaksud kan. rumah tua yang tidak terpakai, letak nya di hutan, namun karena ide kreatif yang mereka miliki, mereka mengubah nya menjadi rumah kedua mereka. Rumah yang membuat mereka berkumpul bersama.tapi Sedari tadi lia mencari sosok gio, biasanya gio selalu bersama dengan mereka, tapi dari saat mereka masih di sekolah, lia tidak melihat sosok gio. Lia kan menanyakan nya pada mereka nanti.

Sesampainya mereka disana, lia dan teman teman nya segera duduk melingkar, dan melakukan berbagai macam permainan disana. Mereka juga mengobrol bersama membicarakan berbagai macam hal yang pastinya tidak membicarakan orang lain.

"oh iya, daritadi aku gak lihat gio. Gio ada dimana?"

"aku gak tau deh. Gio suka pergi sendirian. Dia juga suka hilang tiba tiba."

"mungkin dia lagi ada urusan?"

Mereka menganggukan kepala nya mengerti, namun di dalam hati, mereka memiliki rasa khawatir nya sendiri kepada gio. Mereka khawatir gio menyembunyikan sesuatu dari mereka.

Dari arah depan, jalan yang menjadi jalan masuk mereka ke tempat ini, seseorang memasuki tempat ini dengan tatapan sendu. Lia dan teman teman nya terkejut melihat kedatangan gio. Gio tersenyum menatap mereka. Senyuman itu bukan lah senyuman yang biasanya gio tunjukkan.

"maaf." ucap gio.

Ella yang sadar ada sesuatu yang tidak baik baik saja pun melangkah mendekati gio. Ella berdiri tepat di hadapan gio, dan ia memeluknya. Saat itu juga suara tangisan gio pecah seketika, suasana yang sebelum nya menyenangkan kini menjadi hening dan diisi oleh suara tangisan gio yang terdengar pilu.

------

Athalia [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang