Tiga hari kemudian.
Waktu terus berjalan, dan tidak terasa hari ini adalah hari kepindahan keluarga lia. seluruh anggota keluarga lia sudah sibuk mengemas barang barang sejak tadi malam. Lia menjadi irit kata kata sejak tiga hari yang lalu. Ia marah pada kedua orang tua nya yang egois, tidak memikirkan dirinya.
Lia hanya terlalu malas untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, makanya ia menolak keputusan ayah nya ini. namun karena perkataan ibu nya semalam, membuat lia mau tidak mau menerima keputusan orang tua nya.
Sehari sebelum kepindahan keluarga lia.
Lia merebahkan tubuh nya malas ke atas tempat tidur, Ia asik menggeser layar hp nya. sampai atensi nya teralihkan pada sang ibu yang sudah masuk ke dalam kamarnya.
Ibu nya berdiri di samping pintu dan mulai berbicara pada lia.
"lia. ibu mau ngomong serius sama kamu, kamu itu yang paling tua disini diantara adik adik kamu, kamu anak perempuan ibu satu satu nya, harus nya kamu sadar, kamu itu akan jadi contoh untuk adik adik kamu."
"mau sampai kapan sifat kamu kayak gini terus? Ibu mau kamu berubah, lebih sopan, kalau orang tua lagi ngomong itu dengerin sampai selesai, jangan asal kabur terus."
Lia menghela nafas mendengar penuturan ibu nya, bukan bermaksud ingin kabur dari masalah, tapi ia capek karena tiap hari selalu bertengkar dengan keluarga nya. setiap ia berbicara, ia selalu dianggap tidak tau sopan santun dan menjawabi omongan orang tua. Padahal ia tidak bermaksud sama sekali. Ia juga selalu disalahkan oleh kedua orang tua nya.
"iya iya." jawab lia singkat, ia tidak ingin menjawab lebih dari itu.
"tuh kan, ibu ngomong kayak gini karena ibu peduli sama kamu."
"sekarang ibu mau kamu beresin barang barang kamu. Bawa aja apa yang penting, kita akan berangkat besok siang."
"apa ibu dan ayah yakin kita bakalan pindah? ah aitu alasan nya? gak mungkin kan Cuma karena kita main hp terus disini." tanya lia pada sang ibu.
"ibu dan ayah kangen dengan lingkungan seperti di desa. Toh kebetulan disana ada teman masa kecil ayah kamu yang bisa bantu cari kerja. Ayah kamu juga udah beli rumah yang gak terlalu mahal karena teman nya, jadi mengertilah."
Begitulah percakapan antara lia dan ibu nya.
Sekarang semua barang barang di rumah lia sudah rapi dimasukkan kedalam kardus. Beberapa kardus diiisi dengan barang barang akan mereka bawa, lalu ada juga kardus yang diisi dengan barang barang yang akan disumbangkan. Daripada dibuang, lebih baik disumbangkkan saja kan.
"ayo berangkat!"
******
Sudah empat jam lama nya mereka berada di dalam mobil.
Iya, empat jam. Apakah kalian dapat merasakan nya, seberapa jenuh nya lia di dalam mobil. Meskipun selama diperjalanan ia mendengarkan lagu, namun itu membuat nya bosan juga lama lama. Kuota internet nya juga benar benar habis karena dipakai untuk menonton penampilan idola korea nya. sungguh tidak beruntung nya lia.
Ok, daripada mendengar keluhan lia. kita Kembali ke perjalanan menuju rumah baru saja. Perjalanan mereka yang awal nya berjalan lancar, kini menjadi terganggu karena rupa nya mereka telah sampai di daerah yang dimana rumah baru mereka ada di daerah ini.
Jalanan yang berlubang, dan berlumpur di sisi jalan, ladang pertanian yang terhampar luas di sisi kanan kini jalanan, beberapa orang terlihat sedang bekerja di ladang itu, meskipun matahari sedang diatas puncak kepala pun mereka tetap bekerja keras.
Ayah lia menurunkan kaca mobil, dan udara sejuk di daerah ini menerpa halus wajah mereka. Sangat sejuk. Mereka semua terus memerhatikan sekitar nya. tidak terlalu buruk.
Tiba tiba mobil yang ayah kendarai mati mendadak. Ayah terkejut, bingung, kenapa mobil nya mati secara tiba tiba, padahal ia sudah mengisi bensin mobil ini. sampai tatapan mereka teralihkan pada seorang kakek tua dengan jenggot di dagu nya dan topi khas orang di sawah yang ia kenakan. Kakek itu berdiri diam di samping mobil milik keluarga lia.
Ayah lia berteriak terkejut sebelum ia memutuskan untuk keluar dari mobil dan menyapa sang kakek. Kakek tersebut hanya menatap datar ayah lia, kemudian memperhatikan orang orang lainnya yang masih diam di dalam mobil.
Lino dengan imajinasi nya berpikir, bahwa mereka mungkin mengikuti jalan yang salah, dan malah dibawa ke daerah yang menyeramkan. Pasti daerah ini diisi oleh orang orang aneh, ada hantu disini, termasuk kakek itu. lino. Terlalu banyak menonton film karena kakak nya.
Setelah beberapa menit terdiam saling menatap satu sama lain. Akhirnya kakek itu mengeluarkan suara juga.
"kalian. Siapa kalian? Apa yang kalian ingin lakukan disini?"
"ah, maaf menganggu. Kami dari kota, kami kemari karena kami akan tinggal disini, tapi— " belum ayah menyelesaikan kata katanya, si kakek sudah memotong pembicaraan nya.
"kamu harus nya tau kalau jalanan disini tidak seperti di kota, kalian hanya menutupi jalan masuk ke daerah ini. kalian tidak bisa membawa mobil masuk kedalam, mobil seperti ini tidak cocok untuk daerah ini." kata sang kakek.
"ah begitu, pantas saja mobil ku mati tiba tiba."
Lalu dari arah belakang, ada truk sayur yang hendak lewat juga di jalan ini, namun karena mobil keluarga lia menghalangi jalannya, membuat sang supir keluar dari mobil nya dan menegur ayah lia.
"hei, mobil mu menghalangi jalan ku."
"ah, aku minta maaf. Tapi mobil ku mati tiba tiba, sepertinya butuh waktu untuk memperbaiki nya lagi."
"biar ku tebak, kamu pasti dari kota kan." tanya pria itu.
"haha itu benar." jawab ayah lia canggung.
"mobil seperti ini tidak bisa melewati jalan ini, sudah pasti akan mati. Kenalkan aku Thomas." kata pria itu sambil mengajak ayah lia berjabat tangan.
Ayah menyambut tangan itu juga sambil memperkenalkan dirinya dan keluarga nya. Thomas terlihat seumuran dengan ayah lia, itulah kenapa tidak ada kecanggungan antara kedua nya. mungkin Thomas akan menjadi teman baru bagi ayah lia disini.
Tidak ingin menghabiskan waktu lebih banyak, Thomas memberikan bantuan untuk keluarga lia, ia akan mengantar keluarga lia menggunakan truk nya.
Awalnya lia enggan, ia lebih memilih berjalan kaki daripada harus naik truk sayur yang cukup kotor dan bau sayur busuk. Namun lia menguburkan keinginan itu karena mendapat tatapan tajam dari ibu nya. mereka sekeluarga menaiki truk itu, dan agak sulit untuk menjalankan mobil nya karena mobil ayah lia yang berada di sisi jalan. Namun Thomas adalah seorang laki laki yang ahli soal kendaraan.
"nanti aku akan membantu mu memperbaiki mobil, aku ahli soal kendaraan jadi nanti kita akan Kembali lagi kedisini."
Sang ayah mengangguk mengerti mendengar ucapan Thomas.
Lingkungan baru, orang orang baru, lets keep going..
------

KAMU SEDANG MEMBACA
Athalia [ √ ]
Teen FictionLia, remaja perempuan yang duduk di bangku SMA memiliki kehidupan yang biasa biasa saja, tidak ada hal spesial di dalam hidupnya, pikir lia. namun orangtua nya tiba tiba memutuskan untuk pindah ke rumah ke daerah yang jauh dari kota. ia pikir hi...