9 | SYNDROME

19 1 0
                                        

Gelak tawa terdengar hingga dalam rumah. Tawa yang terdengar bukan berasal dari lia ataupun adik adiknya. Tapi dari ayah nya dan teman masa remaja nya.

Sudah 15 menit yang lalu, mereka telah sampai di tempat tujuan pertama mereka, yaitu rumah teman sang ayah. Teman nya ini merupakan orang terpercaya di daerah ini, maka ia ditunjuk untuk memimpin daerah ini. teman si ayah ini Bernama kai. Kai sudah menikah dengan seorang perempuan yang sangat cantik, nama nya rose. Rose tidak berasal dari daerah ini, justru ia berasal dari luar negri. Namun Bahasa nya cukup fasih jadi tak perlu khawatir untuk berbincang dengan nya.

Setelah Thomas mengantar keluarga lia, ia langsung pergi lagi karena ada pekerjaan yang harus ia kerjakan.

Lia merasa sangat bosan sedari tadi, karena ayah nya mengobrol dengan teman nya di depan rumah, lalu ibu nya yang mengobrol dengan rose, mereka semua cepat sekali akrab seakan akan sudah pernah berteman sebelum nya. padahal itu juga karena karaker keduanya yang ramah jadi cepat akrab.

nio yang sibuk menjahili kakak nya lino dengan ilalang. Mereka berlarian, saling mengejar, bermain bersama. Namun percayalah itu tidak akan bertahan lama, tidak lama lagi juga akan bertengkar.

Lia memutuskan untuk berjalan keluar rumah, melewati ayah nya dan kai. Lia melihat sekitar, dan berjalan mengelilingi halaman depan rumah kai dan rose. Di halaman nya sendiri ada banyak tanaman serta bunga bunga yang belum pernah lia lihat sebelum nya. ia hanya menganggumi sesaat sampai perhatian nya teralihkan pada sekelompok laki laki yang sedang tertawa riang di depan rumah.

Lia melihat kelakuan kelompok laki laki itu. sepertinya mereka baru saja menjahili seorang nenek tua, sehingga nenek itu memukuli anak anak itu dengan tongkat nya.

Lia tertawa kecil.

'lucu juga'

Namun setelah mengucapkan hal itu, ia justru tak sengaja bertatapan dengan salah satu laki laki disana. Laki laki yang sedari tadi dipukul itu tak meringis sakit, ia menatap kearah lia. mereka berpandangan mata sesaat.

Angin sepertinya berusaha untuk menyatukan mereka, karena angin yang berhembus menerbangkan rambut lia yang terurai begitupula dengan si laki laki, poni nya menari nari karena hembusan angin.

Laki laki itu tersenyum hangat kearah lia.

******

Sore hari pun tiba, meskipun di dunia ini hanya ada satu langit, tapi jujur saja, langit sore hari di daerah ini sangat lah indah. Langit nya berwarna orange dengan burung burung yang beterbangan. Lia menatap kearah langit, terus memperhatikan langit, sampai ia melihat ke sebelah nya, ada rose duduk di samping nya.

"hai lia !" sapa rose.

"hai juga bibi." sapa lia Kembali dengan canggung karena ia tak terbiasa berbicara dengan orang asing yang baru pertama kali bertemu.

"aku dengar dari ibu mu, kamu tidak mau pindah ke sini ya?"

"ee.. iya."

"kenapa kamu tidak mau? Disini sangat nyaman."

"aku.. aku hanya terlalu takut untuk bertemu dengan orang baru." jawab lia ragu.

"benarkah? Kamu takut atau malas hm?" kata rose sambil menyenggol bahu lia.

Lia tersenyum canggung, ia tidak mungkin terang terangan mengatakan kalau ia malas, namun rose benar benar tidak bisa dibohongi.

"kamu tidak bisa membohongi ku lia." tawa rose pelan.

"aku tau, pasti ada alasan kenapa ayah dan ibu mu pindah ke daerah sini. Kamu akan belajar banyak disini, disini banyak sekali teman nya, semua nya juga baik, termasuk aku." kata rose dengan percaya diri.

Lia tersenyum mendengar kata kata rose, ia sangat berbeda dibandingkan ibu nya. ibu nya tidak bisa diajak bercanda, selalu marah dan mengomeli dirinya. pasti yang menjadi anak nya akan sangat beruntung karena memiliki ibu yang baik dan juga cantik.

"aku tidak punya anak li." kata rose.

Lia terkejut mendengar nya apakah rose dapat membaca pikirannya?

"aku tidak ingin kamu menyesal, maka aku akan memberitahu mu sesuatu. Kamu tidak bisa terus berada di zona nyaman mu, sekali kali kamu perlu keluar dari sangkar mu itu. kamu harus membuka lebar mata dan pikiran mu, lihat lah apa yang ada di hadapan mu sekarang, maka itu yang harus kamu jalani dan hadapi."

"ibu mu menceritakan sedikit tentang mu. Kamu sama seperti ayah mu. Keras kepala. Tapi aku tidak akan mempermasalahkan hal itu, yang harus kamu ingat adalah kamu harus belajar mendengarkan sekitar mu. Dengar kan saja dan pikirkan. Tidak perlu dijawab, tidak harus, tapi dengarkan dan jalani. Semangat lia." kata rose sambil tersenyum hangat pada lia.

"ibu bercerita banyak ya." kata lia dengan senyum teduh.

Rose mengusap bahu lia, merangkul nya sesaat, dan mengajak lia untuk masuk ke dalam, karena mereka akan makan malam bersama merayakan kedatangan keluarga lia ke daerah ini.

Dari kejauhan, seseorang memperhatikan interaksi kedua nya, kemudian ia tersenyum dan berjalan pergi melanjutkan kegiatannya.

******

Keluarga lia serta kai dan rose telah menyelesaikan makan malam nya. ibu lia dan rose yang bertugas memasak memang harus memasak sedikit lebih banyak dari biasanya karena disini ada tujuh orang. Untung nya ada lia yang membantu masak, meskipun hanya mengupas bawang bawangan sih. Tapi itu suatu kemajuan karena biasanya lia enggan melakukan nya karena malas.

semua nya merasa kenyang dan Lelah disaat yang bersamaan, karena hari ini mereka telah melakukan banyak sekali hal. Kai yang melihat istri dan anak anak teman nya itu kelelahan, menyarankan mereka untuk segera pulang ke rumah. Rumah baru.

Semua nya menganggguk setuju, terutama lia dan lino yang memang cukup Lelah hari ini. nio sudah tertidur di Pundak sang ayah. Setelah berpamitan dengan rose, kai mengantar keluarga lia ke rumah baru mereka.

Mereka berjalan kaki menuju rumah baru. Meskipun langit sudah gelap, untung saja mereka masih bisa melihat jalanan dan sekitar karena bantuan lampu jalanan yang remang remang berbeda dengan di kota. karena cahaya lampu yang remang remang, seluruh anggota keluarga lia berusaha menahan mata mereka yang ingin menutup karena mengantuk, berbeda dengan kai yang sudah tinggal disini cukup lama.

Kai tertawa pelan melihat keluarga lia. perjalanan dari rumah kai ke rumah baru lia hanya sekitar 15 menit. Sampailah mereka di tempat tujuan. Rumah tersebut tidak terlalu besar dan kecil, sederhana, dan terlihat nyaman.

Kemudian kai berpamitan kepada ayah lia, mengatakan bahwa ia akan Kembali besok pagi untuk membantu menjelaskan lingkungan di daerah ini. semua anggota keluarga lia mulai masuk satu persatu ke dalam rumah. Tersisa lia yang masuk paling terakhir, ia menatap kearah kai yang masih memperhatikannya.

Tiba tiba kai tersenyum pada lia dan berlalu begitu saja dari sana. Lia merasa sangat bingung disini.

kenapa orang orang di daerah ini selalu tersenyum aneh. Apakah di lingkungan ini ada sindrom senyum?

------

Athalia [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang