2🥀

116 23 55
                                    

Assalamualaikum

Vote+komen. Jangan sider ya

⚠️Part ini mengandung adegan pem-bully-an terhadap anak, diharapkan para pembaca yang bijak untuk tidak menirunya⚠️

⚠️Part ini mengandung adegan pem-bully-an terhadap anak, diharapkan para pembaca yang bijak untuk tidak menirunya⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Byur...

Attar dan Faresha menumpahkan segelas air mineral ke atas kepala Altha hingga membuat seragam cowok itu basah.

Seluruh kantin yang melihat kejadian itu hanya diam saja. Mereka takut kepada kedua anak itu. Lebih baik diam saja ketimbang harus menasehati Attar dan Faresha. Bisa-bisa mereka terkena masalah. Siapa sih yang mau mencari masalah?

Altha yang kaget lantas menengok ke arah belakang-tepatnya ke arah sang pelaku. "Kalian apa-apaan?"

"Ini akibat karena kamu udah buat nilai PR kami jelek!" ujar Faresha geregetan.

"Aku gak nyuruh kalian nyontek pekerjaan aku," ucap Altha.

Altha bukan salah satu anak terpintar di kelasnya. Nilainya hanya rata-rata saja. Kadang, di bawah rata-rata. Karena ini lah ia kurang disukai oleh keluarga ayahnya.

Faresha berdecak. "Gak usah ngeles kamu!" balasnya tajam.

"Anak bodoh kayak kamu! Harusnya gak ada di sekolah ini! Mending kamu di jalan aja ngemis. Hahaha!" ejek Attar disusul tawa Faresha. Lalu mereka berdua bertos ria.

Altha menunduk dalam, ia mencengkram erat ujung bajunya. Daripada meladeni dua anak ini, lebih baik Altha mengurusi bajunya yang basah. Untung masih air mineral.

𒀭𖧷𒀭

"Altha mana ya? Saya gak lihat dia?" tanya Bu Ani.

"Halah bu, palingan bolos dia," ucap Attar.

"Iya bu bolos dia bu!" sahut Faresha mengompori.

"Permisi bu, maaf saya terlambat masuk kelas," ucap Altha kepada Bu Ani yang baru saja datang ke kelas.

"Kamu membolos?" tanya Bu Ani.

Altha menggeleng. "Saya gak bolos bu, baju saya basah tadi. Jadi saya keringin dulu."

"Kenapa baju kamu bisa basah?"

Altha melirik Attar dan Faresha yang sudah menatapnya tajam. "Anu, bu, kena air tadi. Tapi sekarang sudah kering kok. Saya duduk ya bu." Altha meminta izin.

"Ya sudah silahkan duduk," suruh Bu Ani.

Altha menghela napas lega, segera dia duduk di kursinya.

"Tugas dari saya adalah, kalian membuat sebuah cerita. Terserah mau cerita apa, berlibur ke rumah nenek atau apa pun. Dikerjakan di rumah dan dikumpulkan minggu depan. Setelah ini ibu ada rapat. Ingat! Jangan sampai tidak dikerjakan!" ucap Bu Ani sambil membereskan buku-buku beliau yang berada di atas meja.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang