Faresha menyeka air matanya saat dirasa suasana hatinya sudah cukup membaik. Dia menengadah ke atas langit yang sedang menurunkan air hujan.
"Empat tahun lalu, orang tua gue cerai, karena Papa ketauan selingkuh. Mama di Bandung, Papa di Jakarta. Gue harus bolak-balik ke luar kota buat nemuin Mama, karena hak asuh gue ada di Papa. Papa gue sibuk kerja, sibuk gonta-ganti pacar. Dan gue? Sendirian di rumah, tanpa keharmonisan dan kasih sayang mereka lagi." Faresha menghela napas berat. "Gue terpuruk, dan akhirnya memilih untuk menyakiti orang lain. Karena gue pikir, dengan itu gue bisa lebih baik. Tapi... enggak. Keadaan semakin buruk, Papa semakin kasar dan main fisik sama gue. Gue udah gak kuat, dan milih buat bunuh diri. Tapi lo malah menghalangi gue," jelasnya panjang lebar.
"Bully?! Kamu membully?!" tanya Fina terkejut. "Aku gak habis pikir Faresha sama kamu."
Terjadi keheningan beberapa saat.
Fina menghela napas kasar. "Kamu boleh kok mandiri, tapi please, kalau mati jangan mandiri juga, bukannya dapat surga malah dapat neraka," ujar Fina. Dia mengusap-usap bahu Faresha-menenangkan gadis tersebut. "Aku pernah denger, katanya orang bunuh diri itu... jiwanya gak diterima sama langit dan bumi."
Faresha menoleh ke arah Fina dengan dahi mengkerut-ingin mendengar ucapan Fina selanjutnya.
"Kebanyakan orang yang punya masalah memilih untuk bunuh diri. Padahal, itu bukan cara terbaik." Dia sejenak memandangi jalanan yang sudah basah oleh hujan, lalu menatap Faresha. "Di dunia, boleh menderita. Namun di akhirat, jangan sampai menderita juga."
"Kalau gue masih tetap hidup, apakah gue bisa laluin ini semua?" tanya Faresha.
"Kalau gak bisa? Kenapa Tuhan kasih ujian ini ke kamu?" Fina bertanya balik.
Faresha terdiam.
"Cara kamu salah Faresha. Menyakiti orang lain demi membuat diri kamu lebih baik, lalu... ingin bunuh diri," kata Fina.
"Gue... cuman pengen orang lain ngerasain apa yang gue rasain," ujar Faresha.
"Tuhan gak bakalan suka dengan cara kamu. Kamu, gak akan dapat kebahagiaan dengan cara menyakiti orang lain."
"Terus, gue harus apa Fina...?" tanya Faresha dengan nada frustasi.
"Minta maaf sama orang yang telah kamu sakiti, dan jangan pernah ulangi hal yang sama! Lalu, ikuti aja kata hati kamu," ucap Fina. Dia berdiri lalu mengambil payung dan memakainya. "Aku pergi dulu. Kalau Tuhan izinin, kita bakalan ketemu lagi, assalamualaikum." ucapnya, setelah itu pergi menembus hujan yang sudah lumayan mereda.
"Waalaikumsalam," jawab Faresha lirih.
Ikuti aja kata hati kamu.
Kalimat itu terngiang di dalam benak Faresha.
KAMU SEDANG MEMBACA
HASAI
Teen Fictionᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ʟᴜᴋᴀ ʏᴀɴɢ ʜɪɴɢɢᴀᴘ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴘᴇʟᴀᴊᴀʀᴀɴ ~𝑺𝒌𝒚𝒚𝒑𝒖𝒓𝒑𝒍𝒆, 𝟸𝟾𝟶𝟿𝟸𝟷-𝟸𝟻𝟶𝟹𝟸𝟸 (end) telah selesai di revisi pada tanggal 27 Desember 2022 [HARGAI KARYA SAYA DENGAN FOLLOW AKUN SAYA] Bagi seorang Althanino Eka Gustiawan, luka...