31🥀

54 11 5
                                    

Assalamualaikum

Vote+komen

Jangan sider yaa

Motor Altha terpakir di sebelah taman yang biasa Farhan temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor Altha terpakir di sebelah taman yang biasa Farhan temui. Entahlah, padahal cowok itu hari ini hanya ingin di rumah saja, tapi tiba-tiba dia rindu pada Farhan. Sudah lama dia tak bertemu anak laki-laki itu.

Altha mendesis pelan. Pusing terus menyerang kepalanya, tapi dia nekat datang kemari.

"Farhan mana ya? Biasanya dia duduk-duduk di taman," ucap Altha.

"Abang!" Seorang anak kecil memanggilnya sambil menoel-noel kaki Altha.

"Farhan?" beo Altha.

"Turun," suruh Farhan.

Altha pun menurut, dia turun dari atas motornya. Dia terkejut ketika Farhan menggandengnya dan menyeretnya menuju taman.

Mereka duduk di kursi taman. Altha menunduk dalam, apakah Farhan juga tak percaya kepadanya? Apakah anak ini lebih percaya kepada berita yang beredar.

"Farhan tau. Farhan, Kakak, Ibu semua tau soal kasus Abang," ucap Farhan.

"Farhan pasti gak percaya sama Abang kan?" tebak Altha.

Tanpa Altha duga, anak itu menggeleng. "Enggak! Farhan gak percaya kalau Abang Altha yang mencelakai adik sendiri," ujar Farhan.

"Kalau Abang Altha aja sayang sama Farhan, kenapa Abang gak sayang sama Bang Andre? Abang Altha orangnya baik, gak mungkin ngelakuin hal jahat kayak gitu! Farhan yakin," kata Farhan membuat hati Altha menghangat.

"Farhan bisa ngerasain kalau Abang Altha terpukul atas kejadian itu. Dunia bisa aja bohong, tapi hati manusia gak pernah bohong, itu kata Ibu," ujar Farhan. "Dan hati Farhan bilang kalau Abang Altha gak ngelakuin itu."

Altha mengusap rambut anak kecil itu dengan lembut. "Makasih udah percaya sama Abang."

Farhan tersenyum. Namun senyum itu seketika memudar. "Kenapa Abang Altha gak pernah jenguk Farhan lagi?"

"Maaf ya, Abang lagi sibuk. Sekarang kita udah ketemu kan," ujar Altha.

"Tapi, Farhan lihat muka Abang semakin pucat. Rambut Abang juga makin lama makin sedikit, kenapa Bang?" tanya Farhan khawatir.

"Abang cuman kecapekan, akhir-akhir ini rambut Abang emang rontok. Tapi gak apa-apa, ntar Abang juga baikan kok," jawab Altha berusaha membuat Farhan tidak khawatir kepadanya.

"Oh ya Abang, beberapa hari yang lalu Farhan gak sengaja denger Kakak ngomong kalau Kakak suk-"

"Farhan!"

Mendengar namanya dipanggil, Farhan sontak menoleh ke arah sumber suara. Ternyata kakaknya—Fina yang memanggilnya.

"Farhan kamu ke mana aja? Dicari sama Ibu, ayo pulang!" ajak Fina.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang