EPILOG🥀

35 6 0
                                    

Assalamualaikum gimana kabarnya?

Jangan lupa sebelum baca biasain buat vote dulu yaaa❤️

Gibran baru saja kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan bisnisnya di Amerika selama 7 bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gibran baru saja kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan bisnisnya di Amerika selama 7 bulan. Selama itu pula, Gibran jarang mengirim pesan kepada Altha lantaran terlalu sibuk. Terakhir kali, 6 bulan yang lalu.

Gibran menghirup udara lalu membuangnya secara perlahan. "Bagaimana ya kira-kira kabar Altha? Apa dia baik-baik saja?"

Entah kenapa Gibran memiliki firasat yang buruk sejak kemarin. Ia selalu memikirkan tentang Altha.

Apa selama ia tinggal ini Altha menjalankan kemoterapinya dengan baik?

Apa lelaki itu ada harapan untuk sembuh?

Bagaimana kondisinya sekarang?

"Saya bawakan saja makanan kesukaannya, pasti dia senang," gumam Gibran.

Gibran berjalan keluar bandara. Ia mencegat taksi untuk mengantarkannya ke rumah Altha.

Gibran membuka room chat-nya dengan Altha. Cowok itu sudah tidak aktif sejak kemarin. Bahkan pesan yang ia kirim sekarang hanya centang satu.

"Apa saya telepon Kak Ela saja ya?" gumam Gibran.

"Ah tidak, saya ingin memberikan kejutan untuk Altha."

"Pak, nanti berhenti sebentar di warung mie ayam setelah perempatan depan ya," pesan Gibran kepada sopir taksi.

"Oh, siap pak!"

𒀭𖧷𒀭

"Pak, berhenti di sini saja pak," ucap Gibran setelah taksi yang ditumpanginya sudah sampai di rumah Altha.

Gibran memberikan uang seratus ribu kepada sopir taksi tersebut. "Kembaliannya ambil saja pak."

"Wah, terima kasih banyak ya pak," ucap sopir taksi tersebut yang diangguki oleh Gibran.

Gibran mengernyitkan dahi melihat segerombolan orang berbaju hitam masuk ke dalam rumah Altha. Di depan rumah lelaki itu dipasang sebuah bendera kuning.

Melihat hal itu sontak membuat jantung Gibran berdetak kencang. Bungkusan mie ayam yang berada di tangannya hampir jatuh jika ia tak menahannya. Gibran bukanlah sosok anak kecil lagi yang tak mengerti maksud dari semua itu.

Melihat hal tersebut pun Gibran meletakkan kopernya begitu saja di pinggir jalan. Masih dengan menenteng bungkusan mie ayam, ia berlari masuk ke dalam pekarangan rumah Altha.

"Altha! Kak Ela! Mas Roni! Andre!!" Gibran berteriak memanggil nama pemilik rumah.

Namun yang Gibran dengan hanyalah tangisan dari Ela yang terdengar begitu menyayat hati.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang