3🥀

106 21 95
                                    

Assalamualaikum

Vote+komen

⚠️Part ini mengandung perkataan kasar terhadap anak. Harap untuk pembaca yang bijak tidak menirunya terima kasih⚠️

 Harap untuk pembaca yang bijak tidak menirunya terima kasih⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴅᴜɴɪᴀ ɪɴɪ ᴛᴇʀʟᴀʟᴜ ᴋᴇᴊᴀᴍ. ᴋᴇʙᴀɴʏᴀᴋᴀɴ ᴏʀᴀɴɢ ʜᴀɴʏᴀ ᴍᴇʟɪʜᴀᴛ ʜᴀꜱɪʟɴʏᴀ, ʙᴜᴋᴀɴ ᴜꜱᴀʜᴀɴʏᴀ.

𒀭𖧷𒀭

Mobil Tean sampai di depan rumah pria itu.

Altha menelan ludahnya susah payah. Saat-saat seperti ini lebih menyeramkan daripada ketika ada suntik massal dadakan.

Tean membuka pintu mobil lalu menyeret Altha keluar dari dalam sana. "Ikut Kakek masuk!"

Altha hanya diam. Tak berkutik sedikit pun, langkah Tean yang panjang membuat Altha sedikit kewalahan. Dia bahkan hampir terjatuh karenanya. Untung Altha masih bisa bertahan.

Tean menghempaskan Altha ke dalam rumahnya yang sangat sepi. Dia mensejajarkan tingginya dengan Altha. "Mana hasil ujian kamu?" tanya Tean.

Altha menunduk dalam. Jantungnya berpacu lebih cepat saat ini. Jujur, situasi seperti ini terasa lebih horor dibanding menonton film hantu.

"Mana hasil ujian kamu?!" bentak Tean.

Karena Altha tak kunjung memberikan kertas ujiannya kepada Tean. Akhirnya pria paruh baya itu mengambil paksa ransel Altha dari punggung anak itu. Karena tarikan kasar tersebut membuat punggung Altha terasa sedikit sakit.

Tean membuka resleting tas Altha. Beliau mencari lembar kertas ulangan anak laki-laki itu. Sedangkan Altha, dia sudah memantapkan hati untuk detik berikutnya.

Tean mengambil sebuah kertas dari dalam tas Altha lalu melihat nilainya. Mata pria itu membulat sempurna melihat nilai yang terpampang jelas di atas kertas.

"Apa-apaan ini hah?!!!" bentak Tean.

"Kamu dapat nilai jelek banget kayak gini!!! Mau jadi apa kamu?! Jadi gelandangan dengan nilai kayak gini?!!" sentak Tean sambil menatap sinis ke arah Altha.

"Maaf Kakek, aku cuman dapet segitu. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin," ucap Altha. Air matanya hampir jatuh namun dia tahan.

"KAMU BILANG INI BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN HAH?!!!! USAHA APA INI?!! GAK BECUSS!" Tean menyobek kertas ulangan Altha sampai kecil lalu membuangnya ke muka anak itu.

"Gak ada yang bisa diuntungkan dari kamu! Gak ada! Anak bodoh gak tau diri!" Maki Tean. Dada pria itu naik turun karena napasnya yang memburu. "Bodoh! Anak bodoh! Kamu gak kayak Andre yang dapat nilai sembilan puluh! Andre emang bisa diandalkan gak kayak kamu!" Tekan Tean.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang