18🥀

57 13 6
                                    

Assalamualaikum

Vote+komen

Vote+komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plak!

"Kamu mau bikin Andre celaka hah?!" bentak Tean kepada Altha yang berada di hadapannya.

Altha memegangi pipinya yang terasa panas dan sakit akibat tamparan dari Tean yang tidak main-main.

Memang tadi Andre akan pergi ke warung, tapi Altha berkata bahwa biar dia yang mengantar Andre sekalian mau membeli sesuatu. Namun di tengah jalan, sebuah mobil ugal-ugalan menyerempet motor Altha dan akhirnya mereka terjatuh, luka Andre memang tak seberapa, namun yang paling parah adalah luka Altha.

"Itu kecelakaan kek," ujar Altha berusaha membela dirinya.

"Kecelakaan? Itu karena keteledoran kamu! Jangan berusaha membela diri! Kamu itu salah, sangat salah!" tekan Tean, pria tua itu memegang bahu Altha yang masih sakit akibat terjatuh tadi. Tean meremasnya dengan kuat hal itu menimbulkan ringisan kecil keluar dari mulut Altha. "Andre itu keluarga kandung Gustiawan, kamu hanya numpang nama jadi jangan sok keras!"

"Saya tau, sejak dulu Anda selalu mengatakan itu," kata Altha.

"Berani menjawab kamu hah?!" Tean meremas bahu Altha lebih kencang. "Andre, dia cucu kesayangan saya. Kalau saya tau dia terluka lagi karena kamu, awas saja!"

"Kenapa Kakek suka kasar sama saya? Salah saya apa?" tanya Altha.

Tean melepaskan tangannya dari bahu Altha. Pria itu menatap Altha yang juga menatapnya. "Kesalahan kamu adalah... lahir di dunia ini."

Setelah mengatakan itu, Tean langsung pergi dari hadapan Altha.

Tubuh Altha sejenak mematung mendengar kalimat yang keluar dari mulut kakeknya.

Altha bersender pada pohon rindang di belakang tubuhnya. Tangannya mengepal erat. Andre. Satu nama yang sejak dulu diagung-agungkan oleh kakeknya. Jujur, hatinya sakit ketika Tean membandingkan Altha dengan Andre. Tapi Altha tak bisa membenci Andre, adiknya itu tak tahu dan tak salah apa-apa.

𒀭𖧷𒀭

"Maafin gue Wan, gue gak sengaja," ucap Altha kepada Andre yang sedang selonjoran di sofa sambil melihat televisi.

Andre menggeleng mendengar ucapan Altha. "Ini bukan salah Abang, ini udah nasib kita."

"Tapi lo celaka gara-gara gue," kata Altha.

"Udah Bang, jangan salahin diri lo terus, gue gak apa-apa kok," ujar Andre meyakinkan Altha.

Terjadi keheningan sesaat.

"Tadi Kakek ngomong apa sama Abang?" tanya Andre memecah keheningan.

Altha menatap Andre. Dia menunduk. "Kakek cuman nasehatin gue buat bawa motor lebih hati-hati," kata Altha setengah berbohong. "Kakek mana? Udah pulang?"

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang