17🥀

63 15 0
                                    

Assalamualaikum

Vote+komen

"Habis ini kan mau lulus, cita-cita lo pengen jadi apa Al?" tanya Erland kepada Altha yang sedang bermain ponsel di kelas ketika mereka sedang istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Habis ini kan mau lulus, cita-cita lo pengen jadi apa Al?" tanya Erland kepada Altha yang sedang bermain ponsel di kelas ketika mereka sedang istirahat.

Altha menghentikan pergerakannya di ponsel sejenak. Dia menghela napas pelan.

"Apa ya? Mungkin dokter? Ntahlah gue juga masih bingung," jawab Altha.

"Kalau gitu impian kecil lo deh. Yang lagi lo harapin," ucap Erland.

"Gue cuman pengen hidup lebih lama lagi," ujar Altha. Cowok itu menyimpan ponselnya di saku celana. Dia menatap papan tulis yang berisi rumus matematika di depan-karena tadi ada pelajaran matematika.

"Hm, gue juga pengen hidup lebih lama," ujar Erland.

"Rangga sama Azka gak ke kantin?" tanya Altha.

"Gue tadi chat mereka katanya lagi bantuin Pak Rudi ngangkat barang di gudang," jawab Erland.

Rangga, Azka, Altha, dan Erland berbeda kelas di kelas 12 ini. Rangga dan Azka yang di XII Bahasa 1, Altha dan Erland yang berada di XII Bahasa 2. Mungkin karena nilai Rangga dan Azka yang tinggi membuat mereka dipindah ke XII Bahasa 1.

"Lo sendiri kenapa gak ke kantin?" tanya Erland.

Altha mengendikkan bahu. "Gue lagi mager aja Land, kantinnya jauh dari kelas ini, kalau waktu kelas sebelas kan deket."

Erland mengangguk. "Gue setuju banget sama lo," ucapnya.

"KEJAR WLEK KALAU BISA!"

"Balikin botol minumku please."

Seorang gadis berambut pendek dengan tawa yang menggelegar masuk ke dalam kelas XII Bahasa 2. Dia membawa sebuah botol minum dan mengangkatnya tinggi-tinggi ketika seorang gadis berkerudung yang mengejarnya ingin mendapatkan kembali botol minumnya tersebut.

"Gue udah bilang kan, ambil kalau bisa, lemah sih lo," ledeknya.

Altha berdiri perlahan tanpa menimbulkan deritan kursi yang didudukinya tadi. Dia yang lebih tinggi dari gadis berambut pendek dengan mudah mengambil botol air minum tersebut dari tangannya.

Gadis berambut pendek tadi ingin memaki orang yang dengan berani mengganggunya.

"Apa??" Altha menampilkan wajah datar. "Minta maaf."

Gadis berambut pendek menggeleng.

"Minta maaf, atau gue panggilin guru karena bikin keributan?" Hanya itu satu-satunya cara untuk bisa menyelesaikan masalah dengan cepat.

Gadis tadi berdecak. "Gue minta maaf," ucapnya kepada gadis berkerudung.

"Iya, gak apa-apa."

"Nih, botolnya." Altha memberikan botol minum tadi kepada Fina—gadis berkerudung pemilik botol minum tersebut.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang