32🥀

71 14 5
                                    

"Assalamualaikum Pak, ini Altha, anak Bapak," salam Altha sambil mengusap lembut nisan bapaknya.


"Udah lama Altha gak ke sini, Altha kangen banget sama Bapak. Altha cuman pernah ngerasain sedikit kasih sayang dari Bapak sebelum Bapak meninggal. Tapi... nanti di surga janji ya pak kita bakalan ketemu lagi? Nanti kita pelukan bareng, minum teh bareng, baca koran bareng. Emangnya di surga ada koran ya? Hahahah pasti di surga ada sesuatu yang lebih indah dari dunia."

"Altha lagi gak baik pak," ungkap Altha. Air matanya mulai menetes.

"Semua orang benci aku. Ayah, Kakek, dan yang lain. Mereka anggap aku sebagai orang yang mencelakai Andre."

"Entah jiwa atau raga aku, semuanya sama-sama sakit. Bahkan hidup aku juga sakit. Kata Kakek, hidup aku udah gak berguna lagi, aku orang bodoh, gak berguna lagi." Altha tersenyum kecut.

"Gak bisa dikembalikan lagi pak, udah hancur. Benar-benar hancur. Aku udah gak kuat, udah capek."

"Lemah banget kan Pak? Di mana aku yang dulu, yang selalu kuat, yang selalu ceria. Sekarang... mau ketawa aja susah. Palingan cuman kekehan kecil. Itu pun, gak ikhlas."

"Teman-teman Altha aja... pada menjauh. Untungnya... masih ada beberapa yang percaya sama Altha."

"Gimana pak rasanya di atas langit, pasti enak. Gak ngerasain rasanya sakit di dunia lagi, gak ada omong kosong."

"Kapan ya... Altha ketemu Bapak lagi?"

"Tuhan, jaga Bapak baik-baik ya, sampai hamba kembali kepada-Mu," gumam Altha.

Hujan mulai mengguyur tanah kuburan. Tubuh Altha menggigil karena kedinginan. Sepertinya dia harus segera pulang sebelum semuanya jadi lebih parah.

"Altha pergi dulu ya pak! Nanti kapan-kapan Altha ke sini lagi! Dah Bapak!" Altha melambaikan tangannya ke arah kuburan sang bapak.

Cowok itu berlari menembus air hujan yang semakin deras menuju motornya.

𒀭𖧷𒀭

"Bi! Kayaknya hujannya mau berhenti, aku beli obat dulu ya!" ucap Altha kepada Bi Rasi.

"Aduh mas... istirahat dulu jangan ke mana-mana. Obat kan bisa bibi beliin," kata Bi Rasi.

"Udah enakan bi, aku pengen keluar sebentar. Gak enak di rumah terus, ya... walaupun nanti harus dengerin omongan gak enak orang. Ya udah aku pergi dulu ya bi! Jangan kangen!" pamit Altha.

Bi Rasi menggeleng. "Beneran Mas Altha gak apa-apa?" tanya Bi Rasi.

Altha mengangguk. "Beneran kok, lagian apoteknya kan gak sampai Amerika sana. Bentar lagi aku bakalan pulang!"

"Oke, jangan lama-lama ya. Nanti badan Mas Altha drop," ujar Bi Rasi.

"Iya bi, siap!!"

Altha berjalan menuju motornya. Dia memakai helm kemudian menyalakan motornya tersebut.

Sebenarnya, Altha bisa saja meminta Erland untuk membelikannya obat, badannya juga sedang tidak baik-baik saja. Namun Altha mengatakan tidak apa-apa, dia ingin keluar sebentar.

Altha menatap langit-langit yang sudah menurunkan air hujan. Sinar matahari sudah mulai nampak, namun sayang, pelangi tidak muncul kali ini.


Bumi itu memang indah. Namun, penduduknya yang membuat bumi seolah kejam. Bumi itu sebenarnya menyimpan banyak rahasia, yang sulit dipecahkan oleh manusia.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang