4🥀

100 17 65
                                    

Assalamualaikum

Siapin hati dulu sebelum baca haha.

Vote+komen. Jangan sider

3 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3 tahun kemudian...

Seorang anak berumur 15 tahun berjalan mendekat ke arah makam yang terlihat sudah menua. Sambil memakai seragam putih biru, dia duduk dipinggir makam itu.

"Assalamualaikum Bapak," sapanya kepada makam tersebut.

Althanino Eka Gustiawan-cowok itu menaburkan bunga ke atas makam bapaknya. "Kabarnya baik-baik kan di sana?"

Altha menatap langit. Senyum menghiasi bibirnya. "Pasti Bapak udah bahagia di sana. Aku yakin Bapak orang baik, dan Tuhan pasti selalu menjaga Bapak."

"Kata Bubun, Bapak pergi waktu aku masih bayi. Sejak itu, aku belum pernah sekalipun mendapatkan kasih sayang Bapak."

"Kata Bubun juga... Bapak orangnya baik banget. Aku jadi gak sabar pengen ketemu sama Bapak. Pengen peluk Bapak, pengen ngerasain kasih sayang Bapak." Altha terkekeh kecil.

"Tapi aku harus menghadapi dunia dulu, baru bisa jadi kuat. Kata Bunda gitu."

Altha menghela napas berat. "Kepergian Bapak membuat semuanya berubah. Mulai dari kehidupan Bubun, kehidupan aku, dan juga... rasa sakit Pak."

Altha tersenyum. "Tapi Bapak gak usah mengkhawatirkan aku. Aku kan anak Bapak yang kuat!"

Altha berdiri dari duduknya. "Aku pamit dulu ya Pak, kapan-kapan mau ke sini lagi," pamit Altha

"Assalamualaikum."

Altha berjalan menuju keluar makam. Di depan sudah ada sopir keluarganya yang menunggu. Ya, Altha meminta sopir keluarganya itu untuk mengantarnya ke sekolah, sekalian mengantarnya ke sini juga.

"Maaf pak, lama," ucap Altha

"Santai Den!" sahut Pak Agus-sopir keluarga Altha.

𒀭𖧷𒀭

"Tuan Tean menyuruh saya untuk mengantarkan Den Altha ke sini," ucap Pak Agus.

Altha terdiam sejenak. Pasti kakeknya ingin meminta hasil ujian harian Altha hari ini. Baiklah, Altha tidak terlalu takut. Dia bersyukur, bisa mendapatkan nilai yang cukup memuaskan. Walaupun tidak sempurna.

Tean berjalan ke arah gerbang. Dia melihat Altha turun dari arah mobil dan menyuruh Pak Agus untuk pergi saja, karena nanti Tean yang akan mengantar Altha pulang.

Tean menarik lengan Altha. Cowok itu hanya pasrah. Dia tau hal ini akan terjadi.

"Mana hasil ulangan kamu?" tanya Tean, masih dengan intonasi biasa.

Altha menghela napas, dia membuka ransel dan meraih kertas ujian yang terdapat nilai 80 bertinta hitam di atasnya. Altha berharap, kakeknya tidak akan memarahinya lagi. Altha sangat berharap.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang