5🥀

101 17 102
                                    

Assalamualaikum!

Jangan lupa vote+komen ya.

Follow juga bisa lah hehe.

Altha berjalan dengan memasukkan kedua tangan di dalam saku menuju ke kelas dengan tas yang tergantung di punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Altha berjalan dengan memasukkan kedua tangan di dalam saku menuju ke kelas dengan tas yang tergantung di punggungnya. Altha menatap lurus ke depan, pikirannya sekarang dipenuhi oleh berbagai hal. Mulai dari belajar, perkataan menyakitkan yang dilontarkan Tean kepadanya, kejadian kemarin, serta apa yang akan terjadi sebentar lagi.


Hari selalu terasa berat jika dilalui. Tapi berterima kasihlah kepada diri sendiri, karena berhasil melewati semuanya sampai sekarang.

Biarlah kebahagiaan abadi akan menyusul.

Tidak, bukan di dunia. Namun di akhirat.

Altha duduk di bangkunya. Pagi ini, mungkin dia tidak membaca buku dulu. Kepalanya terasa sedikit pusing, kalau dipaksa melihat tulisan mungkin akan lebih pusing. Baiklah, dia harus menyimpan energi untuk pelajaran hari ini.

Kadang Altha berpikir, padahal dirinya juga tak jarang membaca buku, tapi kenapa nilainya selalu rendah. Namun ucapan bundanya saat masih kecil membuat Altha membuka mata. Bahwa setiap orang tak akan bisa sama dengan orang lain. Ada keistimewaan dari masing-masing orang yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Dari situ Altha belajar, bahwa tak perlu menjadi orang lain. Hanya menjadikan diri sendiri lebih baik.

Cowok itu memijit pelipisnya—berniat untuk menghilangkan sedikit rasa pusing di kepalanya itu. Entahlah, akhir-akhir ini kepalanya suka pusing. Mungkin kecapekan.

𒀭𖧷𒀭

Altha duduk di bangkunya sambil membawa semangkok soto. Tadi pagi ia belum sempat sarapan karena bangun kesiangan. Penyebabnya cowok itu ketiduran setelah sholat subuh.

Altha menatap sekitar. Selalu begini, ia selalu sendirian makan di kantin. Tidak ada teman untuk ia ajak makan bersama. Altha memakluminya. Karena di SMP ini, siapapun yang di-bully maka dia akan kesepian.

Kalau pun bisa, cowok itu selalu berharap memiliki teman-teman yang peduli pada dirinya. Seperti kebanyakan orang di luar sana. Terkadang, ia iri melihat persahabatan mereka yang solid.

Sahabat bisa jadi teman curhat, namun bisa juga menjadi musuh dalam selimut.

"Oke Al, gak apa-apa untuk kali ini lo makan sendirian tanpa teman," katanya.

"Sendirian aja nih?"

Baru akan menyuapkan satu sendok soto di mulutnya, Altha dikejutkan oleh kehadiran tiga orang cowok.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang