7🥀

93 17 39
                                    

Assalamualaikum

Jangan jadi sider ya. Vote buat menghargai karya saya.

Faresha menatap sebuah bingkai foto yang menampilkan sebuah keluarga bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Faresha menatap sebuah bingkai foto yang menampilkan sebuah keluarga bahagia. Gadis itu tersenyum pilu melihatnya. Keluarganya yang dulu harmonis, utuh, dan tidak ada masalah apapun. Namun sekarang... keadaan seketika berubah.

"Ma... Esha mau tinggal sama Mama aja di Bandung, Esha gak mau tinggal sama Papa." Air mata Faresha luruh begitu saja. "Jakarta jahat ma, andai hak asuh Esha ada di tangan Mama. Mungkin... kehidupan Esha akan lebih baik."

Gadis itu menatap beberapa email dan pesan tanpa balasan yang dikirimnya kepada sang mama. "Mama sibuk ya? Kenapa sekarang jarang balas pesan aku? Aku kangen Mama, enam bulan ini aku gak sempat jenguk Mama di Bandung." Faresha menghela napas berat. "Ma... Esha gak kuat jika terus-terusan bertahan dalam situasi seperti ini," lirihnya.

"Faresha sini!" Itu suara papanya.

Faresha berdecak kesal. Pasti papanya membawa pacar barunya lagi untuk dikenalkan kepada Faresha. Entah sudah ke berapa kali pria itu gonta-ganti pasangan. Hal itulah yang membuat kedua orang tuanya bercerai. 4 tahun lalu papanya ketahuan selingkuh. Mama Faresha yang muak karena kelakuan papanya, akhirnya meminta cerai.

Bandung-Jakarta, Faresha kesal jika terus-terusan bolak-balik kota untuk ingin bertemu mamanya.

Karena Faresha badmood, lebih baik dia pura-pura tidur daripada meladeni papanya. Dia sengaja menutupi telinganya dengan bantal saat pria yang disebut papa itu berteriak-teriak memanggil namanya.

Faresha dapat mendengar pintu dibuka dengan kasar. Tapi gadis itu tak peduli.

"FARESHA! Ni anak malah tidur!" ucap Arion-papa Faresha-mengguncangkan tubuh anaknya.

Seperti kata di awal. Faresha tak peduli.

Arion berjalan menuju kamar mandi lalu mengambil se gayung air. "Rasakan ini!" Arion menyiram kepala Faresha dengan air itu.

Faresha sontak kaget. Dia terbatuk-batuk karena air berhasil masuk ke lubang hidungnya. Gadis itu mengatur napasnya yang tak beraturan. "Pa-papa kenapa sih?" tanya Faresha saat berhasil mengatur napas.

"Kamu Papa panggilin dari tadi kenapa gak nyahut? Eh malah enak-enakan tidur di kamar!" ucap Arion.

"Esha tau kok, pasti Papa mau kenalin pacar baru Papa lagi kan? Maaf Pa, Esha gak akan pernah tertarik punya Mama baru!" ucap Faresha.

"Kenapa ini Mas?" Suara seorang wanita membuat atensi Faresha dan Arion teralihkan menuju daun pintu. Di sana, berdirilah wanita berbaju hitam norak selutut, dengan make up yang menurut Faresha juga ikut norak.

Faresha berdecak. "Selera Papa kok gitu-gitu aja sih," katanya.

"Faresha!" sentak Arion. "Jaga mulut kamu!"

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang