34🥀

105 16 3
                                    

"Wawan!! Gue duluan ya!"

"B-Bang? Mau ke mana?" Andre terlihat kebingungan. Di depannya saat ini sudah ada Altha yang melambaikan tangan ke arahnya. Di belakang abangnya itu, ada cahaya putih yang bersinar terang.

"Gak ke mana-mana, mau pulang aja," kata Altha.

"Pulang ke mana? Bang? Ayo sini! Balik Bang, jangan pergi jauh-jauh."

"Gak bisa Wan, tempat gue bukan di sini."

"Bang tapi—"

Perlahan Altha mulai melangkah mundur. Dia mengukir senyum manisnya sambil melambaikan tangan ke arah Andre. "DADA WAWAN!! NANTI KITA KETEMU LAGI YA!"

"ABANG!!!!"

Deg!

"Andre? Ka-kamu udah sadar nak? Alhamdulillah, Mas, dokter!! Anak saya sudah sadar!" teriak Ela ketika mata Andre tiba-tiba saja terbuka dengan tubuh yang bergetar hebat.

Napas Andre tak beraturan, jantungnya berdegup kencang. Andre langsung melepas nebulizer yang terpasang di antara mulut dan hidungnya. Dia menyibak selimut, berusaha untuk turun dari brankar.

"Andre! Kamu mau ke mana? Kamu baru saja siuman dari koma!" ucap Roni sambil mencekal lengan Andre.

Andre melepaskan cekalan Roni dari lengannya. "A-aku mau ketemu Abang. Yah, Abang masih sama kita kan?"

"Ngapain kamu ketemu dia lagi? Kamu tau kan, dia yang udah bikin kamu berada di antara hidup dan mati," ujar Roni.

Andre terkejut mendengarnya. "Jadi kalian anggap Abang yang dorong aku? Kalian salah! Abang gak dorong aku! Aku yang jatuh sendiri Yah, Bun," ucap Andre.

Seketika Roni dan Ela mematung mendengarnya.

Andre berusaha untuk turun dari brankar dan berjalan keluar dari ruangan ini. Ia ingin pulang ke rumah, memastikan bahwa keadaan Altha baik-baik saja.

"Jadi, Altha gak salah?" tanya Roni gelagapan. "Selama ini... dia menanggung semua tuduhan atas kesalahan yang tidak pernah dia perbuat?"

"Kita udah gak percaya sama Altha Mas. Kita gak mau dengerin penjelasan dia!"

"Andre! Kamu... udah sadar? Kenapa malah turun dari kasur? Tiduran dulu, badan kamu belum fit. Kalian berdua juga! Kenapa malah biarin Andre turun dari brankarnya sih?" Tean yang tadinya ingin mengecek kondisi Andre-dikejutkan karena cucunya telah sadar dari koma.

"Aku mau ketemu Abang!" ujar Andre.

Tean berdecak. "Kamu itu bagaimana?!! Orang yang udah bikin kamu koma, yang udah dorong kamu dari atas roof-"

"Cukup Kek! Abang gak salah! Aku jatuh sendiri dari rooftop," ujar Andre.

Tean seketika terdiam. "Kamu... mencoba membela dia?"

Andre menatap Tean tak percaya. "Kakek gak percaya sama aku?"

"Kamu mau ke mana?" Seorang dokter datang ke ruang ICU ketika mendengar teriakan Ela.

"Saya mau ketemu Abang saya," ujar Andre. "Apa? Mau nuduh Abang saya yang udah bikin saya koma? Dengar ini baik-baik, Abang saya, Althanino Eka Gustiawan tidak pernah mencelakai saya. Saya jatuh sendiri," ujar Andre ketika dokter itu ingin angkat bicara.

"Sudah di mana saja berita ini tersebar? Kalian... menuduh Abang saya, kalian memfitnah Abang saya. Jahat kalian," kata Andre.

Andre keluar dari ruang ICU. Diikuti oleh Tean, Ela, dan Roni.

HASAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang