Part 11. Bella Edward Jacob

533 83 51
                                    

Berlembar-lembar naskah beraksara pegon memenuhi meja belajar Khawla. Sesekali hela nafas terdengar selepas mengeja kata perkata yang ada di lembar naskah.

"Ya Allah, kalau modelnya begini mana bisa selesai." Khawla bermonolog.

Sebersit bayangan kejadian tadi siang membuat gadis itu tergoda untuk beristirahat sejenak dan memainkan ponsel. Sebuah tangkapan gambar yang membuat naskah pekerjaan rumahnya diunggah Khawla pada pembaruan ceritanya, lengkap dengan sebuah caption.

[Need some help 😭😭😭 hiks ..]

Setelah memastikan ceritanya terunggah, jemari Khawla menjelajah cerita kontak yang tersimpan di sana. Terpampang beberapa cerita mulai dari sang ibu yang memajang foto adiknya dengan tulisan rindu, Fitri yang memamerkan es dawet di depan alun-alun kidul, hingga sebuah nama yang membuatnya tergelitik untuk melihat.

Sebuah foto yang memperlihatkan seorang pria dengan dua keponakannya. Khawla bertanya-tanya, kapan mereka bertemu dan mengambil foto seperti itu?

LubnaKhawla
[Assalamu alaikum, Mas El.
Kok bisa foto sama kembar?]

Belum ada jawaban setelahnya, pasti masih ada kegiatan di pesantren karena sekarang masih pukul 19.30. Khawla menangkap gambar dari postingan Elhaq dan mengirimkan pada Aisyah.

LubnaKhawla
[Mbak, lucu nih]

Mbak Aisyahrahma
[Wkwkwk,
kembar barusan cerita.
Katanya foto
sama Onta Edwad]

LubnaKhawla
[Onta wkwkk.
Receh kok emang dia]

Mbak Aisyahrahma
[Boleh diperjuangkan loh, La.]


LubnaKhawla
[Heleh.
Aku mau nugas dulu.
Bye]

Khawla kembali fokus pada tugasnya. Semaksimal mungkin dia mengerjakan tugas itu walau tidak tau alih aksaranya sudah tepat atau belum. Ponselnya kembali berdering, kali ini bukan notifikasi pesan, tetapi telepon.

"Assalamu alaikum."

"Jadi itu cowok baru kamu?"

"Pras?" Khawla seolah meyakinkan karena nomor yang digunakan Pras untuk telepon bukanlah nomor miliknya yang sudah diblokir Khawla.

"Pinter banget kamu selingkuh."

"Kamu kenapa sih? Kerjaanmu tuh nuduh terus, marah terus. Lagian siapa yang selingkuh?"

"Itu, di IG Mbak Aisyah. Dia orangnya, 'kan?"

Khawla menelan ludah, apa yang diposting sama sepupunya sampai membuat Pras marah seperti ini.

"Aku nggak tahu apa-apa, Pras. Lagian apapun itu, kita udah nggak berhubungan. Aku bebas ngapain aja dan begitu juga kamu. Udah dulu ya, maaf aku banyak tugas."

"Khawla! Dengerin dulu! Aku cemburu! Aku marah, aku kesel karena aku cinta sama kamu, La!"

Sedikit rasa aneh muncul, namun semua pengakuan cinta itu tidak berarti lagi untuk sang dara.

"Pras, gimana bisa kamu bilang cinta sama aku, tapi kamu sendiri nggak cinta sama Allah? Allah yang sudah ngasih semuanya buat kamu aja nggak pernah ada di dalam pikiranmu, apalagi aku yang cuma makluk yang nggak bisa kasih apa-apa sama kamu. Pasti aku tambah nggak ada artinya."

LEMBAYUNG SENJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang