CHAPTER 32

952 23 0
                                    

Raysaka duduk di meja yang berada paling ujung. Nania menggambilkan makanan untuk Ray, setelah itu hening, hingga saat tinggal mereka berdua Raysaka baru membuka suara.

“Nania.”
Nania menoleh ke arah suara itu.

“Sejak kapan kamu dekat dengan Rafa?”
Nania kaget mendengar pertanyaan Ray, bukan kaget karena takut Ray akan memarahinya, tapi kaget sejak kapan laki-laki es itu memperhatikannya.

“Bapak tau dari mana?” Tanyanya balik dengan santai.

“Saya tanya Nania.”

“Saya juga tanya pak.”

“Saya bukan bapak kamu.”

“Udah tau.”

“Kenapa masih manggil bapak, kamu kira saya setua itu?”

“Lah emang tua, yang bilang situ muda ya siapa.” Batinnya.

“Itu pertanyaan?” Lanjutnya.

“Hmm.”

“Ck.”

Raysaka beranjak dari tempat makan dan entah mau kemana, Nania ikut beranjak tapi tidak membuntuti Ray. Nania merasa sangat penasaran dengan salah satu ruang yang mungkin itu kamar, Nania memasukinya dan ternyata itu bukan kamar ruangan itu lebih pas di katakan ruang kerja, mungkin itu ruang kerja Ray batin Nania. Dia mendekat ke meja kerja Ray.

“Hah, foto gue?”
Nania melihat fotonya yang di letakkan di atas meja kerja milik Ray, sangat kaget tapi ada rasa senang di dalam hatinya, entahlah mungkin seorang Nania mulai terpesona dengan laki-laki yang memiliki sikap es itu.

“Mbak Nana.” Tiba-tiba ada yang memanggilnya.

Nania langsung meletakkan bingkai kecil yang berisi fotonya itu lalu bergegas keluar dari ruang kerja Ray.

“Iya pak?”

“Di cari sama aden, mbak.”

“Pak Ray nya di mana pak?”

“Katanya di tunggu di kamar.”

“Kamar?”

“Iya mbak.”

“Kamarnya sebelah mana pak?”

“Mari saya tunjukkan.”

Nania mengangguk lalu mengikuti Pak Jo.

“Ini mbak.”

“Makasih pak.”

Nania tidak mengetuknya, langsung masuk dan dia langsung terpesona dengan interior kamar yang modern tapi tetap terlihat elegan. Jalan perlahan menyusuri setiap sudut kamar sampai lupa tujuannya untuk menemui Ray dan berhenti di sisi ruangan yang di situ terdapat lumayan banyak fotonya dan beberapa fotonya dengan Ray yang di ambil waktu melakukan foto preweed sederhana waktu itu.

Entahlah ada rasa yang tidak biasa di dalam hatinya saat melihat hal yang menurutnya juga tidak biasa, yang pasti saat ini seorang Nania sedang merasakan bahagia, entah bahagia karena merasa spesial di hidup orang lain yang baru ia kenal itu atau entah kenapa.

“Nania.” Panggil laki-laki yang sudah bisa di pastikan itu Ray.

“Iya?” Menoleh sambil tersenyum cantik.

Raysaka mendekat dan semakin mendekat, mengikis jarak antara mereka, menarik pinggang Nania hingga tidak ada jarak sedikitpun lagi.

“Duh, si bapak ngapain lagi sih, gatau apa jantung gue lagi pada marathon sekarang.” Batinnya.

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang