CHAPTER 1

3.3K 160 100
                                    

Sinar Matahari menembus ke dalam kamar gadis cantik yang masih setia dengan selimut tebal nya itu.

Tok tok tok…

“NANA! BANGUN INI UDAH JAM BERAPA!” Teriak wanita paruh baya yang tak lain adalah Nadia mama dari Nania.

“Hmm, Nana udah bangun kok mam!” Bohongnya agar sang mama tidak mengganggu kenyamanan nya yang haqiqi .

“Cepat turun! Nanti kamu terlambat kuliah, katanya ada kelas pagi.” Pesan Nadia sambil berjalan menuruni tangga

“Ck. Emak sapa dah tu cerewet amat.” (Author: Emak lo beg*!!!) kesal Nania sambal menarik selimutnya lagi.

Drtt Drtt Drtt

“Ck, sapa lagi dah ni pagi pagi telfon. Kurang kerjaan banget dah!!” Kesal Nania sambal mengambil hp nya yang ada di atas nakas.

“Ha---“

“Woy!! Lo ada dimana si?! 30 menit lagi kelas nenek sihir dimulai. Dan lo belum ada di kampus, Lo lupa nanti ada presentasi tuga---“ Kesal Stella.

Seketika mata Nania membulat.

Tut.

Shit, tamat idup guee!!” Batin Nania sambil berlari kekamar mandi.

Dua puluh menit kemudian Nania berlari menuruni tangga sambil mengumpat dirinya sendiri yang terlambat bangun. Papa dan Mama nya yang melihat pun sampai terheran- heran dengan putri bungsunya itu.

“Nana! Sarapan dulu sayang…” Teriak mamanya.

“Nana udah telat mam sepuluh menit lagi kelas dimulai…” Jawabnya sambil berteriak tak kalah keras dari mamanya.

Andi yang melihat tingkah anak bungsunya itu Cuma bergeleng kepala sambil terkekeh pelan.

“Pagi non geulis” Sapa mang Diman, ART dirumah yang sudah seperti keluarganya sendiri.

“Pagi mang, tolong bukain gerbang ya mang Nana udah telat nih.” Jawab Nania sambil berlari menuju mobil hitam Mercedes type Mercedes-Benz GLA-Class yang slalu menemaninya.

“Hati-hati non, tong ngebut ngebut.” Teriak mang Diman sambil menutup gerbang kembali.

=======

Dua puluh menit menempuh perjalanan yang untungnya tidak macet, secara  jam segitu kan jam-jam nya anak sekolah dan orang kantor pada masuk kerja, Namun Dewi Fortuna berpihak kepada Nania nampaknya. Nania berlari menuju ke kelasnya dan ya dia terlambat karena dosen killer yang paling di takuti oleh mahasiswa seantero universitas itu sudah ada di dalam kelas dan sedang fokus menjelaskan materi. Nania mengatur nafas nya dan memasuki kelas dengan langkah mengendap-endap seperti maling yang akan melancarkan aksinya.

“Duhh, semoga aja tu nenek sihir ga liat guee.” Batin Nania

Tiba- tiba ada yang menarik bajunya kebelakang sontak Nania mundur satu langkah dengan badan yang hampir roboh ke belakang jika dia kehilangan keseimbangannya.

“NANIA KIRANIA BACHTIAR!!!” Teriak Bu Devi dosen  yang sering disebut nenek sihir oleh mahasiswanya.

“I..iya saya bu, ada apa ya?” Tanya Nania dengan wajah tak bersalahnya.

“Ada apa katamu! Apa kamu tidak sadar telah melakukan kesalahan!?” Jawab Bu Devi dengan menaikan suara nya dua oktaf.

Nania yang mendengar itupun mencoba meneguk salivanya dengan susah payah karena saking takutnya dikutuk jadi kodok oleh nenek sihir di depannya tersebut.

“Kamu ini sudah terlambat pada jam saya, dan kamu asal nyelonong aja masuk ke dalam kelas!”

“Duhh, maaf bu saya udah terlamat saya janji deh besok-besok kalo kelas Bu Devi ga bakal terlambat lagi. Dan buat saya yang asal masuk aja ke dalam kelas itu tu karna saya gamau ganggu Bu Devi yang sedang fokus menjelaskan” Pembelaan Nania kepada dirinya.

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang