CHAPTER 30

1.9K 55 2
                                    

Kelas hari ini sudah terlewati semua karena memang hanya dua kelas saja jadwal Nania hari ini, sekarang ia sedang berjalan ke luar kampus dan akan memesan taksi online untuk membawanya ke rumah sakit seperti katanya kemarin kepada Sindi.

Saat berjalan tiba-tiba ada yang mendekat ke arah nya dari  belakang.

“Dorr..”

“Ck, apaan sih kalian ga lucu tau!”

“Yaelah Nan becanda kali.” Ucap Bagas.

“Hmm.” Sambil terus berjalan.

“Eh si ketela mana Na?” Tanya Rafa.

“Ga masuk dia nungguin nyokapnya di rumah sakit, ini gue mau kesana.”

“Ya udah kalo gitu kita ikut.” Ucap Bagas.
Nania berhenti menatap kedua laki-laki itu.

“Ikut?”

“Iya, yakan si ketela juga temen kita Nan.”

“Bener banget tu kata Bagas.”

“Ehmm.. Ya udah deh ayok.”

“Lo bawa mobil?”

“Engga gas.”

“Ya udah bareng kita.”

“Ya emang gue mau bareng sama kalian, mampir toko buah dulu ya..”

“Oke.”

Akhirnya Nania pergi bersama dua idola kampus itu. Saat di perjalanan Nania mendial nomor Stella.

//”Halo.”

“Mau di bawain apa?”

“Emm.. Ga usah bawa apa-apa Nan, ini mama juga tinggal nunggu kunjungan dokter habis itu si kayanya udah boleh pulang.”

“Oh.. Ya udah, jangan balik dulu tapi tunggu gue sampe sana.”

“Iya.”

Tut.

“Udah balik Na?” Tanya Rafa.

“Belum, tapi katanya hari ini kayanya udah boleh pulang, makanya gue suruh nungguin kita dulu.”

“Oh.. Ya semoga aja udah boleh balik deh.”

“Iya..”

Mereka berhenti di toko buah, Nania hanya turun dengan Rafa karena Bagas memilih menunggu di mobil. Hanya membeli satu parcel buah dan satu buket bunga dengan note yang bertuliskan “Lekas sembuh Bunda sayangg. Nana sayang bunda”. Setelah itu mereka bertiga melanjutkan perjalanan ke rumah sakit.

Saat sudah di rumah sakit, Nania langsung menuju ruangan inap Sindi dan di tengah jalan dia bertemu dengan dokter Iky yang ternyata juga akan menuju ruangan Sindi.

“Hai adek jelek.” Sambil mengacak rambut Nana.

“Ck, apaan sih dokter SKSD banget dah.”

“Adek ga tau diri dasar.”

“Hahaha.”

“Oh iya ini kenalin temen Nana.”

Bagas dan Rafa mengenalkan dirinya kepada dokter Iky. Rafa terlihat tidak suka kepada dokter Iky, apalagi tadi saat dokter Iky langsung mengacak rambut wanita yang di inginkannya itu.

“Dok, bunda udah boleh pulang?”

“Apa nan?”

“Bunda udah boleh pulang?”

“Yang sebelumya apa? Kamu manggil aku apa?”

“Ck! Serius napa si bang!”

“Haha. Iya-iya. Iya nanti bu Sindi sudah di perbolehkan pulang, tapi tetap harus bedrest dan nggak boleh banyak pikiran dulu.”

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang