CHAPTER 25

1.4K 42 1
                                    

Setelah berpamitan sekarang mobil yang di tumpangi oleh Raysaka dan Nania menembus jalanan sore kota itu. Hening tidak ada yang membuka suara satupun di antara mereka.

“Betah amat dah ni orang ga ngomong, mulut gue aja gatel rasanya pen ngomong. Tapi ya kali gue ngomong sama manekin seblah ini si.” Batinnya.

“Gengsi lah gue ya kali gue lagi yang ngajak ngomong dulu.” Lanjutnya.

Akhirnya Nania memutuskan untuk diam tidak membuka pembicaraan sedikit pun hingga mereka sampai di rumah.

Tin Tin.

Ray membunyikan klakson agar di bukakan gerbang.

Nania turun dari mobil dan langsung mengampiri Arin yang sedang menyuapi Alif di halaman rumah itu.

“Tantee.”

“Hai ganteng, lagi makan yaa..”
Alif mengangguk

“Kok bisa barengan sama Ray dek?”

“Tadi Nana pulang ke rumah mama, tadinya juga mau di anter supir aja, eh pak Ray bilang katanya dia jemput ya udah balik sama pak Ray deh.”

“Masih pak aja.”

“Hehe, udah biasa gitu si kak.”

“Di ganti biar biasa juga dong..”

“Iya nanti.”

“Kok sepi sih kak, bunda baru ke luar?”
Lanjutnya.

“Iya bunda lagi arisan sama temen-temennya.”

“Kak Arin ga ikut?”

“Tadinya ikut, tapi semenjak ada Alif lebih sering di rumah sih.”

“Ohh..”

“Nana ke kamar dulu ya..” Lanjutnya.

Arina mengangguk lalu mendekati Alif untuk menyuapinya lagi. Nania menuju kamarnya.

CEKLEK.

Sepi dia tidak melihat Ray, dia berjalan ke walking closed baru dia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi dan itu Ray, Nania menyiapkan ganti untuk Ray, ya dia sudah terbiasa menyiapkan ganti untuk Ray walaupun awalnya dia hanya di suruh oleh mamanya hingga sekarang dia terbiasa untuk itu bahkan dia bukan cuma terbiasa untuk itu tapi masih ada banyak hal lain, walaupun masih suka lupa.

~RAYSAKA ABRAHAM POV~

Menyalakan shower dan memutarnya hingga titik ter dingin air. Dia harus menenangkan pikirannya yang sudah gila setelah tidak sengaja alam bawah sadarnya membuat dirinya mencium perempuan yang sekarang sudah menjadi istri sahnya itu.

“Deket sama dia nguji gue arghh.” Sambil mengacak rambut yang sudah basah karena guyuran air itu.

“Gila, untung dia ga sadar tadi.”

“Huhh.”

Setelah setengah jam dia membersihkan diri dan juga menenangkan pikirannya dia keluar dari kamar mandi. Melihat Nania masuk membawa nampan yang berisi teh hangat seperti biasa untuknya.

Melihat Nania yang masih menggunakan pakaian yang sama dan kali ini tanpa kemeja flanel membuat pikiran gilanya datang lagi.

“Nania.”

Nania membalikan tubuhnya ke arah panggilan itu.

Ray membuang nafas kasar.

“Kamu mau menguji saya?”

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang