CHAPTER 6

1.7K 120 37
                                    


Pagi kali ini berbeda dari pagi-pagi sebelumnya, kali ini gadis cantik itu sudah bangun sejak pukul tiga dini hari. Gadis cantik itu tidak bisa tidur sejak mencoba terlelap, dia terjaga sepanjang malam dengan mata yang terpejam tapi tidak dengan pikirannya yang sudah entah berjalan-jalan kemana, yang jelas pikirannya tidak pernah berhenti sejak sang papa memintanya untuk “MERRIED”. Ya dari semalam ia selalu berusaha menganggap ucapan papa nya hanya sebuah candaan saja tidak untuk sesuatu hal yang serius, tapi entah kenapa hati kecilnya bertolak belakang dengan anggapannya, hati kecilnya berkata jika perkataan papanya adalah hal yang serius bahkan sangat serius, hati kecilnya berkata perkataan papanya adalah perintah atau bisa disebut juga dengan sebuah keharusan yang tidak dapat di tentang oleh siapapun termasuk ia sendiri. Hingga gadis itu tersadar dari lamunannya di karenakan ketukan pintu.

Tok tok tok..

“Nana udah bangun kok!” Ucap Nania sebelum ada ketokan di pintu kamarnya lagi.

Nana beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi tanpa semangat sedikitpun. Di kamar mandi dia memandangi dirinya sendiri di cermin dengan keadaan yang bisa dibilang seperti zombie, kantung mata yang menghitam dan rambut acak-acak an.

“Huh, bisa gila gue kalo Cuma mikirin hal gak penting kek gitu!” Ucap Nania setelah membuang nafas kasar.

“Stop it Nan! Stop buat mikir hal gila itu! Come on! Papa ga mungkin setega itu nyuruh anaknya nikah, papa juga tau lo masih kuliah, jadi stop! Stop it!!” Ucap Nania untuk dirinya sendiri.

Nania berdiri di bawah shower kemudian memutarnya hingga menggeluarkan air yang dingin, dia berfikir mungkin dengan guyuran air dingin dapat mengembalikkan pikirannya yang sedang traveling entah kemana itu. (Author: Wah si otak traveling ga ajak ajak author nii”)

Setengah jam berlalu saat ini Nania sudah menggunakan pakaian casual nya dengan atasan kaos hitam dan celana putih hitam panjang diatas mata kaki, tak lupa memoles wajah nya yang sudah terlampau cantik itu dengan sunscreen dan bedak tabur tipis dan menggunakan lip cream berwarna nude, mencepol asal rambut pirangnya ke atas hingga memperlihatkan leher putih jenjangnya dan yang terakhir menggunakan sneakres putih.

Setengah jam berlalu saat ini Nania sudah menggunakan pakaian casual nya dengan atasan kaos hitam dan celana putih hitam panjang diatas mata kaki, tak lupa memoles wajah nya yang sudah terlampau cantik itu dengan sunscreen dan bedak tabur tipis da...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Gini lahya kira-kira penampilan Nania)

Nania sudah di meja makan untuk melakukan sarapan, sejak  tadi tidak ada yang membuka pembicaraan diantara Andi, Nadia dan Nania, hanya ada suara dentingan sendok sampai Nania selesai dan berpamitan kepada orang tuanya.

“Mam Nana berangkat dulu ya.” Ucap Nania sambil mencium tangan dan pipi mamanya dan berlalu saja tanpa melihat ke arah papanya.

“Iya sayang hati-hati.” Ucap Nadia tersenyum getir melihat putrinya.

Saat Nania sudah berjalan keluar dari rumah Nadia membuang nafas kasar dan menatap tajam suaminya. Andi yang merasa istrinya menatapnya pun membuka suara.

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang