CHAPTER 29

1.3K 33 0
                                    

“Maaf pak bu adik saya sedikit ada gangguan jiwa makanya teriak teriak.” Menarik tangan Nania memasuki Lift.

“Ihh.. enak aja di bilang sakit jiwa.” Kesal Nania.

“Ga berubah kamu ya gemesin pingin saya makan.”

“Hahaha lo bisa aja bang, lo juga ga berubah ngeselinnya.”

“Oh jadi udah ga pake saya lagi?”

“Ga usah, sama dokter rese gini si.”

“Hahahaha.” Tawa mereka pecah.

Saat ini Nania masih di kantin rumah sakit bersama dengan dokter yang ternyata sangat ia kenal, sekarang mereka sedang bertukar cerita satu sama lain.

“Kok Nana ga pernah denger kabar bang Iky lagi habis kalian lulus SMA.”

“Kakak lo ga cerita emang?”

Nania menggeleng.

“Iya juga ya, ngapain Aagam pake cerita ke lo, gak ada urusan juga.”

“Itu tau. Ya udah cepet cerita Nana mau dengerr..”

“Iya-iya sabar napa.”

“Mari dok, saya duluan..” Ucap beberapa suster yang melewati meja mereka.

Dokter Rizki mengangguk dan tersenyum menanggapi mereka.

Setelah itu Nania dan Rizki bertukar banyak cerita atau lebih tepatnya Rizki menceritakan semua tentangnya selama ini yang melanjutkan pendidikan di luar negeri dan Rizki yang bertanya-tanya tentang Aagam.

“Gila si ya.. Nana ga nyangka Bang Iky jadi dokter.” Sambil memandangnya kagum.

“Biasa aja kali Nan ngliatinnya, gue tau gue cakep.”

“Ck, ga ilang nyebelinnyaa…”

“Hahaha.”

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul enam sore, akhirnya Nania memutuskan untuk pulang.

“Bagi nomer Aagam Nan.”

“Ponsel Nana di ruangan  bang.”

“Yaudah nomer lo aja ni.”

Nania mengetikkan nomer ponselnya di ponsel milik Rizki dengan memberi nama Nana cantik.

“Langsung balik lo?”

“Iya takut di cariin sama orang rumah, belom bilang juga soalnya.”

“Ya udah si tinggal izin.”

Nania hanya membalasnya dengan tersenyum.

“Gue duluan ya adekkk..” Ucap dokter Rizki sambil mengacak rambut Nania.

“Ish.. iya-iya sana..” Sambil mendorong Rizki menjauh.

Nania melangkahkan kakinya menuju ruangan inap Sindi.

“Assalamualaikum.”

“Walaikumsallam.” Jawab Sindi.

Nania tersenyum dan berjalan kea rah Sindi.

“Bunda udah baikkan?”

Bunda tersenyum lalu mengangguk.

“Makasih ya Nana, Stella sama bunda jadi ngrepotin kamu deh.”

“Bunda ini ngomong apa, Nana ga kerepotan kok, malah Nania seneng.”

“Dari mana aja lo?” Tanya Stella yang baru saja keluar dari kamar mandi.

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang