CHAPTER 8

1.5K 104 33
                                    

Weekend telah berlalu, sekarang semua sudah kembali seperti semula, berkegiatan seperti hari-hari biasa, Nania pun juga melakukan kegiatan wajibnya sebagai mahasiswa semester enam, yaitu “ngampus” kalo anak sekarang bilang.

Saat berjalan di koridor menuju kantin ada yang berlari dari arah belakang dan sekarang berjalan menyamai langkahnya.

“Hai Na, mau kemana?” Tanya laki-laki itu.

“Eh iya, mau ke kantin nih, lo?”

“Yaudah kalo gitu gue ikut, boleh kan?”

“Hah, ehmm.. boleh boleh.”

Mereka berjalan berdua, saat sampai di kantin Stella memanggil Nania dan melambaikan tangannya, Nania yang melihat itupun langsung menghampiri Stella dan duduk di sebelahnya.

“Loh kok kalian bisa barengan berdua?” Tanya Stella curiga.

“Tadi ketemu di koridor.” Jawab Nania.

“Oh, gue kira lo berdua berangkat bareng.”

“Btw gue gabung di sini gapapa kan?” Tanya Rafa kepada Stella.

“Ga papalah santai aja kali, ya gak nan?”
Jawab Stella sambil menggoda Nania.

“Hmm…” Gumamnya.

“Kemana aja lo gapernah keliatan.” Tanya Stella kepada Rafa.

“Biasa, sebentar lagi kan penerimaan maba jadi ya sibuk buat kegiatan pendaftaran sama ospek bantu panitia.” Jawab Rafa.
Ya Rafa adalah PRESMA (baca; Presiden Mahasiswa) di Universitas mereka.

(Author: Udah ganteng, PRESMA lagii udah dijamin pinter itu si pastii.. Duh bang adek mau dong dihalalin)

“Ohh.. makanya gue jarang liat lo di kampus, secara kan biasanya ada lo lewat aja cewe-cewe pada lebay teriak-teriak ga jelas.”

“Ternyata lo di sini, di cariin kemana mana juga!” Ucap Bagas langsung duduk di samping Aagam.

“Ngapain nyariin gue, kangen?” Tanya Aagam.

“Najis gue kangen ama lu!”

“Gaya lo! Ga ketemu gue sehari aja kalang kabut!”

“Eh lo gamau kenalin gue ke cewe cantik cemceman lo ini?”

“Mulut lo! Eh iya Nan, Stell kenalin ini temen gue Bagas namanya.”

“Bagas.” Ucapnya sambil menyodorkan tangan ke Nania.

“Nania.”  Balasnya sambil menerima uluran tangan Bagas.

Rafa yang melihat itupun langsung menepuk tangan Bagas “Udah gausah modus lo!”

“Ck, sirik aja lo!”

“Bagas.” Ucapnya lagi tapi kali ini kepada Stella.

Stella masih saja terbenggong melihat wajah tampan Bagas, ya Stella baru melihat Bagas kali ini selama dia menjadi mahasiswa.

“Haloo, hai. Bagas.” Ucapnya lagi sambil menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Stella.

Nania yang melihat wajah bloon sahabatnya itu langsung menyenggol bahu Stella.

“Aduh, apaan si lo Nan, gue lagi nikmatin ciptaan tuhan yang indah tau gak!” Ucap Stella lirih tapi masih bisa di dengar oleh Nania bahkan Bagas dan juga Rafa.

“Eh iya sorry, Stella Maurina bisa dipanggil sayang.” Ucapnya tidak sadar.

“Hah apa?”

Nania yang menyadari kegilaan sahabatnya itu langsung berpamitan kepada Rafa dan Bagas lalu menarik Stella pergi.

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang