CHAPTER 35

2.1K 50 14
                                    

“Istirahat yuk Nan.” Ajak Indah.

“Yuk mba.”

“Mau makan di luar apa kantin ni?” Tanya Rio.

“Gimana anak magang ada rekomendasi tempat enak gak?”

“Ehm… aku ada si mas café langganan, mau ke sana?”

“Kuyy..” Jawab Indah, Rio dan Rizel serempak.

“Pake mobil lu zel.”

“Hmmm.”

Mereka berempat keluar kantor dan menaiki mobil Rizel menuju cafe tempat nongkrong Nania dan Stella yang hanya memerlukan waktu sepuluh menit dari kantor.


“Wih.. ini mah tempat nongkrong anak sultan.” Ucap Rio.

“Lo rakyat jelata pasti ga pernah nongkrong sini kan.” Ucap Indah.

“Kaya lo pernah aja si ndah ndah..”

“Dih, gue sering yaa..”

“Tinggal masuk aja udah.” Ucap Rizel.

Rizel dan Nania berjalan masuk terlebih dahulu.

“Kok gue di tinggal sih.” Kesal Indah sambil duduk di samping kanan Nania.

“Di ajak mas Rizel.”

“Mba..” Suara Rizel memanggil pelayan.

Mereka memesan makanan dan minuman lalu memakannya sambil bercerita lebih tepatnya para senior yang banyak memberi pertanyaan terhadap Nania. Waktu menunjukan pukul 12.10 WIB mereka memutuskan untuk kembali. Nania memanggil pelayan untuk meminta bill.


“Ini mba.” Sambil menyerahkan black card miliknya.

Indah dan Rio menatap Nania karena terkejut, apalagi setelah melihat black card yang Nania keluarkan mereka langsung berfikir jika Nania memang benar horkay bukan hanya gaya-gaya an saja mengajak mereka makan di café yang memang dominan pengunjungnya adalah orang-orang yang berduit.

“Nan sebenernya lo anak siapa sih?” Tanya Rio.

“Hah? Kenapa emangnya mas?” Jawab Nania sedikit gugup.

“Felling gue bilang lo bukan orang biasa.”

“Lah.. Emang ada ya mas orang luar biasa?”

“Ck, kepo amat si lo.” Ucap Rizel.

Mereka kembali ke kantor.

Saat kembali ke meja kerja yang mulai hari ini menjadi miliknya untuk tiga bulan ke depan, tiba tiba ponselnya bergetar dan muncul nama Ray di layar.


//“Nania.”

“Iya.”

//“Gimana?”

“Gimana apanya pak?”

//“Ck, magang nya lah.”

“Oh.. Biasa aja si pak.”

//“Nanti pulang jam berapa?”

“Belum tau.”

//”Nanti saya jemput.”

Tut.

“Dih.. Ga jelas banget jadi orang untung sayang.”

“Ups!” Menutup mulutnya.

Nania menyelesaikan pekerjaannya dan waktu juga sudah sore, melihat jam yang ada di pergelangan tangannya yang sudah menunjukan pukul 15.30 WIB.


“Nan kita balik dulu ya.” Pamit mba Indah dan Rio.

Hanya tersisa beberapa orang di departemen itu dan yang Nana baru kenal baru Rizel, itupun juga karena Indah yang mengenalkannya.

Ponselnya berdering.

“Halo?” masih fokus di layar computer sambil mengecek pekerjaannya.

//“Saya udah di bawah.”

Nania melihat layar ponselnya dan tertulis nama Ray di layar.

“sebentar pak sepuluh menit lagi saya turun.”

Tut.

Nania mengecek semua pekerjaannya dan setelah menurutnya tidak ada yang salah dan tertinggal dia mengemasi barangnya dan menggambil slinbag lalu beranjak.

“Mas Rizel saya duluan ya.”

“Oke Nan.”

Nania berjalan menuju lift untik turun ke loby.

Ting.

Nania sudah di loby dan sudah melihat mobil Raysaka yang berada tepat di depan loby.

Memasuki mobil dan duduk di samping kursi kemudi, lalu Ray menjalankan mobilnya.

“Langsung pulang?”

“Pak Ray mau kemana emangnya?”

“Saya si enggak ke mana-mana makanya nanya kamu.”

“Oh.. enggak pak langsung pulang aja.”

Nania dan Raysaka membelah jalanan sore kota itu.

====

Tin Tin.

Raysaka membunyikan klakson mobil agar di bukakan pintu.

Turun dari mobil langsung di sapa oleh Pak Joko yang sudah membukakan gerbang.

“Selamat sore mba Nana."

“Sore pak, saya langsung masuk yaa..”

Raysaka baru turun dari mobil.

“Sore aden.”

“Sore pak.”

Nania meletakkan slinbag miliknya, mengulung rambutnya ke atas menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah terasa lengket.


Setelah setengah jam berkutat di kamar mandi Nania keluar dengan badan yang lebih segar.
Menggunakan toner lalu serum dan yang terakhir pelembab, setelah menggunakan serangkaian skincare nya Nania turun ke lantai satu untuk membantu mbok Nur.

“Ada yang bisa mbok bantu mbak?”

“Nana yang mau bantu mbok masak.” Menjedai rambutnya ke atas.

“Mbak Nana ga capek?”

“Enggak kok mbok.”

“Jadi ini Nana suruh ngapain?” Lanjutnya.

“Mbok udah selesai mbak.”

“Yah.. ya udah deh, biar Nana yang bawa ke meja.”

“Mboten sah mbak, biar saya aja, mbak Nana istirahat aja.”

“Ya udah deh mbok, saya ke atas dulu ya..”
Kembali ke kamar.

Mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi yang itu berarti Ray sedang mandi, Nania langsung menyiapkan baju ganti Ray setelah selesai tiba-tiba ponselnya berbunyi.


“Halo.”

//“Assalamualaikum ukhtiiiii!!!.” Teriak seseorang di sebrang yang tak lain adalah Stella.

Nania langsung menjauhkan ponsel dari telinganya.

//“Halooooo!! Di jawab dong kalo orang salam.”

“Ck! Walaikumsallam! Bisa santai aja gak si ga usah pake teriak segala!”

//“Iya maapkeun nyonya Raysaka.”

“Hmm.. Ada apa?”

//“Dih sewot amat si buu..”

“Siapa yang sewot, orang gue nanya.”
//”Iya… Emang lo ga kangen apa sama gue?”

“Dih baru juga ga ketemu sehari, ngapain juga kangen sama lo.”

//”Gue kesepian anjirr..”

“Baru sadar kalo ga ada gue tu sepi.”

//”Iya emangg..”

“Nyesel kan lo sekarang.”

//”Dihh.. Ga juga kali.”

Tiba-tiba ponsel milik Raysaka yang berada di atas nakas bergetar.

“Eh bentar-bentar, nanti gue telfon lagi.”

Tut.

Menuju nakas dan mengambil ponsel Ray. Saat Nania akan memanggil Ray, panggilan itu sudah terlebih dahulu mati, meletakkan ponselnya dan saat dia membalikkan badan ponsel itu bergetar lagi.

Nania mengangkat panggilan itu.

//”Apa kabar?”

Terdengar suara seorang perempuan.

//”Sayang.”

“Maaf..”

Saat Nania akan menjawab Raysaka sudah selesai dan bertanya kepada Nania.

“Siapa?”

“Ga tau, nomer ga di kenal.” Sambil menyerahkan ponsel.

Saat Raysaka akan berbicara ternyata panggilan sudah terputus.

“Besok lagi kalo nomer ga di kenal ga usah di angkat.” Sambil meletakkan ponselnya kembali.

“Iya.” Jawabnya singkat.

Saat Nania beranjak dan akan keluar kamar Raysaka memanggilnya.

“Nania Kirania.”
Nania menghentikan langkahnya dan menoleh ke Ray.

“Ga jadi.”

“Hah?” Cengo Nania.

...


🥳🥳🥳🥳🥳

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang