CHAPTER 22

1.3K 41 0
                                    

Keluarga BACHTIAR saat ini sedang berada di airport untuk mengantar keluarga kecil Nabila yang sudah harus kembali.

Nadia sudah tidak bisa membendung air matanya lagi, ya walaupun ini bukan pertama kali dia harus melepas putri pertamanya ini untuk ikut dengan suaminya tapi selalu terasa berat untuknya jika harus berpisah dengan anak-anaknya, apalagi hanya Nabila yang tinggal di luar kota.

Nadia melepas pelukannya dengan Nabila, Nania mendekati mereka dan sekarang dia yang memeluk kakak perempuannya itu.

“Jangan kangen sama Nana yaa! BERAT!” melepas pelukannya sambil tersenyum.

“Yang ada kamu yang kangen sama kakak.”

“Iya-iya emang kakak ku yang satu ini ngangenin.”

“Jadi yang ini ga ngangenin gitu?” Aagam mendekat ke adik-adiknya.

“Huh, yang ini ma bosen.”

“Dih awas aja kamu nyariin kakak besok-besok.”

“Hahahaha.” Tawa mereka pecah.

Aagam merentangkan kedua tangannya.
Nabila dan Nania langsung memeluk tubuh laki-laki kedua yang mereka sangat cintai setelah papanya itu.

“Baik-baik, dengerin ucapan suami mu, kalo ada apa-apa langsung bilang sama kakak! Apapun itu!”

“Lo juga! Inget udah punya suami kurangin manjanya!” Lanjutnya.

Aagam mencium kening kedua adiknya itu lalu melepas pelukan teletubies mereka.

“Ga perlu kasih uang jajan kan?” Canda Aagam mencairkan suasana.

“Kasihh!!” Teriak Bila dan Nana.

“Minta suaminya sendiri-sendiri lah, enak aja.” Meninggalkan kedua perempuan itu lalu menghampiri yang lain.

“Ck, untung sayang.”

“Kalo kaga udah gue buang di laut dari dulu.” Nabila melanjutkan ucapan Nania.

Setelah berpamitan Nabila, Ridho dan Sasa masuk. Sekarang gantian Nania berpamitan.

“Nana langsung ketempat bunda ya ma.”

“Ga usah nangis lagi malu tu sama Abe Alard, Nana janji bakal sering-sering mampir.” Memeluk mamanya sebentar dan melepaskannya.

“Pa titip mama yaa. Jangan di tinggal keluar kota mulu kasian tau.”

“Iya tuan putri.” Jawab Andi lalu memeluk tubuh putri bungsunya itu.

“Kak jangan lupa uang jajan Nana yaa.” Sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Ma, pa, kak kita pamit dulu ya..” Raysaka berpamitan.

“Titip adek gue ya. Kalo bandel kurung aja di kamar.”

“Onty duluan yaa..”

“Dadah onty..”

“Dadah Nana cantik..”

Setelah itu Nania dan Raysaka berjalan menuju mobil Ray.

=======

~RAYSAKA ABRAHAM POV~

Mereka sudah sampai di kediaman keluarga ABRAHAM setelah sebelumnya mengantarkan Nabila ke airport dulu.

“Pak tolong koper yang di bagasi bawa ke kamar saya ya.”

“Baik den.”

“Makasih pak.” Ucap Nania.

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang