CHAPTER 26

1.4K 40 0
                                    

Pagi seperti hari-hari sebelumnya untuk Nania dalam waktu satu bulan ke belakang ini memang sudah berubah seperti statusnya yang sekarang ini merupakan menantu dari keluarga ABRAHAM, dari status nona muda Bachtiar sekarang sudah menjadi nyonya muda Abraham atau lebih tepatnya Ny. Raysaka Abraham. Dia sudah terbiasa memulai pagi dengan bangun lebih awal dari Ray. Ya walaupun awalnya sangat sulit mengingat Nana yang selalu bangun terlambat, tapi demi menjaga reputasi dan nama baiknya di depan keluarga barunya itu dia belajar bangun lebih awal dan belajar banyak hal lainnya juga.

Setiap pagi dia akan menyiapkan pakaian Ray sehabis dia mandi setelahnya baru dia turun untuk membantu Sera dan Arin menyiapkan sarapan, di rumah ini jika masalah memasak makanan memang Sera turun tangan langsung dan di bantu Arin dan dirinya ya walaupun dia tidak se mahir ibu mertua dan kakak iparnya itu.

Sekarang dia sudah selesai menyiapkan keperluan Ray, dia turun menyusul Arin dan Sera.

“Pagi bun..”

“Pagi kak..” Sapanya.

“Pagi sayang..”

“Pagi dek..”

“Masakan bunda emang top! Nana baru turun aja baunya udah kecium.”

“Bisa aja kamu ini.”

Mereka bertiga tertawa.

“Kamu ga siap-siap ke kampus?”

“Nana hari ini gak ada kelas bun.”

“Temenin kakak belanja bulanan ya?”

Nania menoleh ke arah Arin.

“Okey, lagian aku juga ga kemana-mana hari ini kok.”

“Biar Nana yang bawa.” Nana mengambil alih makanan yang ada di tangan Arin untuk di bawa ke meja makan.

“Pagi bang..”

“Pagi Nan..”

“Alif mana bang?”

“Sebentar lagi juga tur..”

“Ekhem.”

“Santai aja ga bakal gue ambil sih.” Ucap Raka.
Nania membalikan tubuhnya meihat siapa yang di maksud Raka itu dan ternyata benar itu Ray.

“Nana ke dapur dulu banggg.”

Nania berlalu meninggalkan kakak beradik itu.

“Ngapain ngliatin gue gitu?”

Raysaka duduk di seberang Raka.

“Ga bakal gue ambil sih.”

Raysaka masih menatap Raka dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

“Ck. Ga usah di liatin mulu gue nya.  Takut amat gue ambil.”

“Siapa yang takut?”

“Lo lah siapa lagi emang.”

“Emangnya dia mau sama lo?”

“Wah nantangin nih.”

Raysaka hanya mengangkat bahunya acuh.

Sekarang semua sudah berkumpul di meja makan untuk melakukan sarapan.

“Tante Alif juga mau apelnya boleh?”

Nania tersenyum “Boleh dong sayang, ini.”
Sambil menyerahkan Apel yang sudah di potong kecil olehnya.

“Makasih tante cantik..”

“Sama-sama anak gantengg.”

“Aku berangkat dulu.” Ray beranjak dari tempat duduknya.

“Dek..”

DOSENKU BOSKU SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang