14. Mahda

254 32 2
                                    

Kepalaku mendongak dari novel yang kubaca dari ponsel dan mendapati dua orang gadis menatapku ingin tahu.


Mereka adalah Sandra dan Dewi. Dua sahabat dekat yang hobi membuat kebisingan di kelas.


Sandra yang memakai pita biru duduk di kursi di depanku. "Tadi gue liat lo di depan kantin dan gue denger lo hamil."


Cepat-cepat aku menggeleng mendengar tuduhan itu. "Bukan gitu, Joe salah paham dan aku gak hamil."


Dewi dengan mata belonya memperhatikanku dengan sorot menyelidik. "Kami udah denger sih sedikit kalo itu salah paham, tapi... itu bukan cuma alasan kan?"


"Bener, bukan," sanggahku agak panik. Uh, kenapa begini? Seolah-olah aku takut ketahuan kesannya. "Semuanya gak bener. Bing bener-bener cuma gak sengaja bawa pulang kotak musikku dan mereka salah paham dengan cerita Bing yang berbelit-belit."


Aku sudah mendengar semua dari awal sampai akhir. Bing menceritakan semuanya tanpa kuminta.


"Terus kenapa Bing bisa bawa kotak musik lo pulang? Emang kotak musiknya lo bawa ke mana-mana?" cecar Dewi lagi.


Karena dia ngelinap ke dalam kamar aku.


Sudah dapat kubayangkan bagaimana terkejutnya mereka jika aku menjawab seperti itu. Lalu selanjutnya, aku akan mendapati diriku terjebak gosip hina bin memalukan dengan seorang cowok seperti Bing. Jelas aku tidak mau, kalau begitu harus kujawab apa dong? Aku tak punya kepercayaan diri untuk berbohong.


"Waktu itu aku bawa karna minta pendapat dia harus benerinnya di mana. Soalnya kotak musikku udah lama rusak."


Aku jadi seorang pembohong sekarang.


"Oh."


Mereka berdua seperti kurang percaya dengan penjelasanku atau mungkin kurang puas karena tak mendapat jawaban sesuai keinginan mereka. Dalam sekali lihat dapat kutahu mereka tertarik dengan Bing. Soalnya jika mereka hanya ingin menjadikanku bahan gosip tak akan mereka menanyaiku seperti ini. Akan lebih mudah jika aku tak tahu kalau mereka mendengar ribut-ribut kami di kantin tadi. Tatapan keduanya juga jelas banget merasa terganggu dengan kehadiranku. Pandangan yang mengharapkan agar aku menyingkir saja sebab mengganggu hidup mereka. Jika bukan karena mereka tertarik dengan Bing apa lagi alasannya coba? Jika ingin mengorek info mereka pasti akan bersikap lebih baik dan kelihatan munafik---sok baik tapi menikamkan pisau dari belakang.


"Kalo gitu kami cabut dulu," pamit Sandra membawa diri begitu pun temannya.


***


Jantungku berdebar kencang ketika menemukan ada sebuah pesan masuk dari seseorang yang menyebut dirinya sebagai pacarku.

Mahda: The Girl Who Can't Hear (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang