Episode 5

48 2 0
                                    

Lirikan mata mereka membuat Noor sedikit risih.

"Astagfirullah!" akhirnya Noor pergi meninggalkan mereka semua.

Begitu menyedihkan mendengarkan perkataan mereka semua. Apa yang mereka katakan, tak sesuai dengan apa yang Noor pahami soal pakaiannya. Akhirnya, ia berjalan seorang diri kembali ke panti asuhan.

"Ya Allah! Kuatkan Noor ya Allah! Apa yang mereka pikirkan tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi! Noor tidak pernah seperti itu ya Allah! Tolong beri mereka hidayah dan pemikiran yang positif mengenai cadar yang Noor kenakan ya Allah! Hanya kepadaMu lah Noor berharap!" bisik batinnya.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba beberapa motor melaju ke arahnya dan melewati dirinya. Terlihat beberapa pemuda berboncengan.

"Hei! Mbak!" jerit mereka.

"Astagfirullah!" Bisik Noor beberapa kali sambil menghindari mereka.

Mereka menghadang Noor dan langkah kakinya terhenti. Noor menundukkan kepalanya.

Beberapa pemuda itu turun dari mobil dan seorang diantara mereka mendekatinya.

"Hei Mbak! Kok sendirian saja?" rayu mereka.

"Siapa namanya Mbak?" tanya seorang pemuda berambut warna warni dengan potongan rambut yang acak-acakan.

"Oh ya, ngomong-ngomong! Mbak lagi tidak membawa bom kan?" ucap satu pemuda yang memiliki rambut berdiri bak jambul ayam.

Noor semakin risih saat mereka membuat lingkaran diantara dirinya.

"Astagfirullah!" ucap Noor sembari berlari menjauhi mereka.

"Hei! Tunggu!" jerit pemuda berjambul ayam itu.

Seorang pemuda berambut warna warni itupun terdiam menatapnya pergi.

Detak jantung Noor berdegup kencang. Ia terus beristighfar didalam hatinya.

Akhirnya, ia sampai di rumahnya. Dengan cepat, ia masuk ke dalam kamarnya dan berdiri membelakangi pintu.

Napasnya terengah-engah. Ia meletakkan barang belanjaan di sampingnya. Peluh mengalir di keningnya.

"Bilang Pada Tuhanmu" ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang