Episode 48

12 1 0
                                    

"Eh? Noor!" jerit Bintang yang menyusulnya pergi.

Namun, hal itu ditahan oleh Dara.

"Dara! Kamu!" kata Bintang.

"Kamu itu diam disini! Tak perlu kamu mengejar dia! Memangnya apa sih yang kamu cari dari dia!" Dara memegang lengan Bintang.

Bintang menatap ke depan.

"Noor!" bisik Bintang.

Sementara itu, Noor berlari sekuat tenaga menuju rumah sakit.

Tak lama kemudian, ia sampai. Dengan cepat, ia mencari ruang rawat Roy.

Benar saja, ia menemukannya. Terlihat napas yang terengah-engah itu dan keringat yang mengucur.

"Ya Allah! Roy!" katanya menatap dari luar jendela ruangan itu.

Benar saja, beberapa alat medis terbenam di tubuh Roy yang kini tengah terbaring lemas.

Ia menutup matanya dan beberapa perawat dan seorang dokter tengah menanganinya.

Di sana, Noor tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menangis. Ia duduk di kursi tunggu.

Ia menutup wajahnya dan menangis sejadi-jadinya. Ia gemetar. Ia ketakutan.

Pikirannya seolah-olah tak dapat tenang sedikitpun.

"Ya Allah! Tolong Roy! Ada apa dengan Roy?" tangisnya.

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari dalam ruangan. Seketika Noor menghampirinya dan mengajaknya berbicara.

"Apa? Luka serius? Luka tusukan?" Noor histeris.

"Iya! Kami sudah berusaha untuk mencari pendonor darah yang cocok dengan pasien! Karena hampir 2 kantong darah nyaris habis untuk pasien!" kata Dokter.

"Astagfirullah! Roy! Tapi Dok, apakah sekarang boleh saya tengok?" katanya.

"Boleh, tapi hanya sebentar saja! Karena melihat kondisi pasien masih dalam perawatan intensif!" kata Dokter.

"Baik Dok! Terimakasih!" katanya.

Dengan cepat, Noor memasuki ruang perawatan sementara itu, dokter pergi.

Di sana, Noor terdiam menatapnya. Air matanya jatuh seketika.

"Bilang Pada Tuhanmu" ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang