Noor benar-benar terpuruk di atas lantai. Pakaiannya tak ada satupun yang bersih. Semuanya terkena noda dan kotoran akibat ulah mereka semua.
"Kalian punya otak tidak!" bentak Bintang.
"Hei! Apa yang kamu lakukan Bintang?" tanya pemuda berjambul ayam itu.
Tiba-tiba Noor bangkit dari keterpurukannya. Bintang menatapnya.
Benar saja, Noor menutup mulutnya dan berlari menjauhi kelas. Semuanya terdiam.
Noor menangis sejadi-jadinya. Di sepanjang perjalanan, ia berlari menuju panti asuhannya.
"Maafkan aku Ibu Taty! Kali ini aku tidak masuk sekolah akibat ulah mereka! Aku ingin beristirahat dan menenangkan pikiranku! Maafkan Noor ya Allah!" bisik batinnya.
Akhirnya, ia sampai di panti asuhan.
"Assalamu'alaikum Noor! Eh?" Bu Taty menatapnya namun terkejut melihat Noor yang berlari menjauhi dirinya.
Keadaannya begitu berantakan. Noda putih dan pakaian yang basah. Bu Taty kebingungan.
"Assalamu'alaikum! Noor! Mahnoor!" Bu Taty mendekati kamarnya dan mengetuk pintu kamarnya.
Sementara itu, Noor menangis dibalik pintu kamarnya. Ia membelakangi pintu. Hatinya begitu pilu.
"Ya Allah! Apakah ini adalah ujian dari-Mu ya Allah? Apakah aku tidak pantas untuk bergabung di sekolah itu lagi?" bisik batinnya.
Batinnya bergejolak. Emosi dan duka yang ia rasakan. Ia duduk memeluk lutut di atas lantai kamarnya yang dingin.
Air matanya menetes tak henti. Ia benar-benar terluka akibat ulah mereka tadi. Terlihat kondisi kamar yang gelap.
Hanya sebuah cahaya mentari pagi yang masuk melalui celah-celah jendela kamarnya yang sedikit tersibak.
"Noor! Mahnoor! Ada apa, Nak?" tanya Bu Taty.
Perlahan, Noor bangkit dan mengusap air matanya. Lalu, ia membuka pintu kamarnya perlahan.
Bu Taty menatap dirinya. Beliau nampak khawatir padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bilang Pada Tuhanmu" ~The End~
Fiksi PenggemarSosok gadis melangkahkan kakinya menjauhi sebuah bangunan yang begitu megah dan mewah. "Tunggu!" jerit seseorang. "Kamu mau kemana?" tanya pemuda itu. "Tidak!" singkat gadis itu sembari menundukkan pandangan. "Maaf! Aku hanya..!" gadis itu belum s...