"Noor akan berusaha agar bisa menjadi anak yang baik dan bisa menyelamatkan kedua orang tua Noor saat nanti ada masanya Noor pergi dari dunia ini!" ucapnya seraya air mata mengalir tanpa disadari.
Ia mengusapnya dan kembali membaca buku itu. Perlahan, matanya terasa berat.
Akhirnya ia merebahkan tubuhnya dan menutup buku itu. Matanya tertutup dan akhirnya ia tertidur pulas.
Keesokan harinya, ia terbangun dari tidurnya dan langsung mengerjakan ibadah sholat subuh seorang diri.
Setelah itu, ia memasak dan sarapan seorang diri. Matahari pun muncul di ufuk timur.
Sinarnya memasuki celah-celah jendela setiap ruangan di panti asuhan itu.
"Alhamdulillah!" ucap Noor.
Ia bangkit dari meja makan dan bersiap-siap untuk berjalan menuju pasar.
Setelah siap, ia pun berpamitan dengan pegawai panti asuhan itu untuk pergi ke pasar.
"Terimakasih! Assalamu'alaikum!" ucapnya ramah.
"Waalaikumsalam!" sahut pegawai panti asuhan.
Ia berjalan seorang diri menuju pasar. Beberapa orang yang melewati dirinya hanya melirik ke arahnya.
Sesekali mereka berbisik tentang dirinya. Noor tetap diam dan tetap melanjutkan perjalanannya.
Akhirnya, ia sampai di pasar. Beberapa orang di sekitarnya terdiam menatapnya.
"Ini harganya berapa satu, Bu?" tanyanya.
"Itu hanya 5.000 rupiah saja!" sahut seorang wanita paruh baya yang merupakan seorang penjual.
Noor mengeluarkan beberapa nominal uang dan membayarnya.
"Terimakasih Bu!" sahutnya sembari membawa barang belanjaannya.
Ketika hendak pergi, telinganya menangkap sesuatu yang sedang berbisik.
Ia terdiam sejenak membelakangi ibu-ibu yang tengah berkumpul di warung itu.
"Eh! Lihat dia! Dia itu bukannya teroris ya! Kemarin aku lihat ada beritanya! Orang yang memakai pakaian seperti dia itu membawa bom dan meledakkan sebuah gedung hingga memakan banyak korban!" bisik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bilang Pada Tuhanmu" ~The End~
ФанфикSosok gadis melangkahkan kakinya menjauhi sebuah bangunan yang begitu megah dan mewah. "Tunggu!" jerit seseorang. "Kamu mau kemana?" tanya pemuda itu. "Tidak!" singkat gadis itu sembari menundukkan pandangan. "Maaf! Aku hanya..!" gadis itu belum s...