Noor mengeluarkan bukunya dan membacanya seorang diri. Beberapa pemuda langsung mendekati mejanya.
"Hei! Bukannya aku pernah melihatmu ya? Apakah kau teroris itu?" ucap seorang pemuda berjambul ayam itu.
"Astagfirullah!" Noor sedikit terkejut dan menatap mereka.
Mereka tidak asing bagi Noor. Ia hanya bisa terdiam.Noor menundukkan kepalanya.
Terlihat seorang wanita yang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Hei! Apakah kamu tidak punya mulut? Kamu tidak bisa menjawabnya?" ucap pemuda itu kesal.
"Bismillah! Ya Allah, lindungi Noor ya Allah!" bisik batinnya.
Noor masih terdiam. Seorang pemuda berambut warna warni itu terdiam menatapnya.
Lalu terdengar suara langkah kaki seseorang memasuki kelas. Akhirnya mereka bubar dan pelajaran dimulai.
Di tengah-tengah pelajaran sedang berlangsung, tiba-tiba Noor mendapati sebuah kertas yang diberi oleh teman yang duduk di seberangnya.
Noor terdiam dan mengambilnya. Noor membuka lipatan kertas itu dan membacanya.
"WANITA TERORIS!"
Begitulah isi dari secarik kertas itu.
"Astagfirullah!" bisiknya.
Ia menaruh kertas itu di dalam tasnya dan berusaha fokus pada pelajaran. Akhirnya jam istirahat berbunyi.
Semuanya menikmati istirahat makan siang bersama di kantin kecuali sosok Noor yang berdiam diri di kelas.
Ia membuka beberapa lembar buku dan membacanya. Sesekali ia menyuapi dirinya dengan makanan yang ia bawa.
Setelah itu, Noor berjalan keluar dari kelasnya. Beberapa orang yang ada di sekitarnya pun terdiam menatapnya.
Sesekali mereka berbisik dengan penampilan sosok Noor yang mengenakan cadar itu.
Ia tetap berjalan dan berusaha tidak menghiraukan perkataan mereka. Ia menuju perpustakaan.
Di sana, ia berdiam diri sembari membaca buku yang ia bawa. Noor berusaha kuat untuk menjalani hidupnya.
Akhirnya, semuanya pulang ke rumah masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bilang Pada Tuhanmu" ~The End~
FanfictionSosok gadis melangkahkan kakinya menjauhi sebuah bangunan yang begitu megah dan mewah. "Tunggu!" jerit seseorang. "Kamu mau kemana?" tanya pemuda itu. "Tidak!" singkat gadis itu sembari menundukkan pandangan. "Maaf! Aku hanya..!" gadis itu belum s...