Air mata berjatuhan.
Doa mengiringi kepergiannya. Beberapa teman dekat Roy pun turut hadir.
Yang sangat terpukul disini ialah sosok Noor yang menangis memeluk batu nisan yang terukir namanya.
"Sudahlah Nak! Jangan seperti itu! Kita harus ikhlas! Bagaimanapun kondisinya! Roy sudah tenang bersama Allah di surga!" kata Bu Taty menguatkannya.
Terlihat sosok Bintang dan Dara yang menatap Noor. Tak lama kemudian, semuanya pulang ke rumah masing-masing.
Beberapa hari kemudian, telah berlalu. Kini, Noor jarang keluar rumah.
Ia banyak menghabiskan waktunya di kamar sembari menangis dan menangis.
Ia seolah-olah tidak percaya dengan apa yang telah terjadi kepada teman terbaiknya itu.
Bu Taty selalu memberikannya dukungan dan semangat. Namun, semua itu ia tolak mentah-mentah.
Bu Taty tetap sabar dan terus mendorong Noor agar tetap tegar menjalani hidup ini.
Tak ketinggalan sosok Bintang yang selalu mencari keberadaan Noor di panti asuhan.
Semua itu ia tolak dan berkahir dengan bantingan pintu yang begitu keras.
Hingga suatu ketika, di malam hari yang begitu banyak ditaburi bintang-bintang yang indah.
Noor nampak merenung di meja belajarnya sembari melipat kedua tangannya di atas meja.
"Ya Allah! Mengapa Roy begitu cepatnya pergi meninggalkan diriku sendiri disini?" gumamnya.
Air matanya seketika jatuh begitu saja. Ia masih tidak bisa menerima semuanya yang semua terjadi.
Tiba-tiba sesuatu terlintas dihatinya. Ia menatap kearah tasnya. Dengan cepat, ia mengambil sesuatu didalamnya.
Benar saja, ia menemukan sebuah kertas yang terlipat. Ia membawa dan kembali duduk. Ia mengusap air matanya.
Perlahan, ia menarik napasnya dalam-dalam dan mulai membuka secarik kertas tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
"Bilang Pada Tuhanmu" ~The End~
FanfictionSosok gadis melangkahkan kakinya menjauhi sebuah bangunan yang begitu megah dan mewah. "Tunggu!" jerit seseorang. "Kamu mau kemana?" tanya pemuda itu. "Tidak!" singkat gadis itu sembari menundukkan pandangan. "Maaf! Aku hanya..!" gadis itu belum s...