Noor mengusap air matanya.
"Jangan khawatir! Tenang saja, aku pasti sembuh!" katanya.
"Roy!" tangis Noor kembali pecah.
Ia memeluk Roy. Roy melingkarkan tangannya pada Noor. Roy menutup matanya dan tersenyum.
"Aku sayang Noor!" bisiknya.
"Iya! Aku juga sayang sama Roy! Kau teman terbaikku! Terimakasih sudah menjadi temanku, Roy!" Noor menangis.
"Terimakasih Noor!" bisiknya.
Noor menutup matanya dan menangis dalam pelukan. Tiba-tiba sesuatu terjadi.
Pelukan tersebut terasa begitu kuat. Noor merasakan ada keanehan di diri Roy.
Benar saja, napas Roy nampak terengah-engah. Noor melepaskan pelukan kuat itu dan panik seketika.
"Tttiiiiiitttt...!!!"
Terdengar suara yang begitu keras di sebuah kotak tabung di dekat mereka. Noor langsung bangkit menatapnya.
"Roy! Roy!" Noor langsung histeris.
Benar saja, sebuah monitor berbunyi. Roy memegang tangan Noor begitu kuat.
"Roy!" katanya.
Noor hendak berlari mencari dokter.
"Dokter! Tolong Dokter!" teriak Noor.
Beberapa perawat dan dokter tiba. Genggaman yang begitu kuat itu perlahan melemah. Seorang dokter berusaha memeriksa keadaannya.
Namun, hal tersebut sudah terlambat. Tepat pukul 15:30 sore, Roy menghembuskan napas terakhirnya.
Noor benar-benar tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi di depan matanya.
"Innalillahi!" bisik Noor.
"Maafkan kami! Pasien sudah tiada!" kata Dokter.
Air matanya berjatuhan. Benar saja, Bu Taty dan seseorang di belakangnya tiba menghampiri Noor.
"Mahnoor!" jerit Bu Taty.
Noor langsung jatuh ke dalam pelukan Bu Taty. Ia menangis sejadi-jadinya.
Benar-benar memilukan. Roy pergi untuk selamanya.
Tak disangka, akhir hidup seseorang yang benar-benar ia sayangi dan begitu baik baginya itu, harus menghadap Tuhan.
Akhirnya, jasad Roy dimakamkan di pemakaman umum.
![](https://img.wattpad.com/cover/284860984-288-k606097.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bilang Pada Tuhanmu" ~The End~
FanfictionSosok gadis melangkahkan kakinya menjauhi sebuah bangunan yang begitu megah dan mewah. "Tunggu!" jerit seseorang. "Kamu mau kemana?" tanya pemuda itu. "Tidak!" singkat gadis itu sembari menundukkan pandangan. "Maaf! Aku hanya..!" gadis itu belum s...