"Mahnoor!" ucapnya malu.
"Oh! Mahnoor!" ucapnya.
Noor tertunduk. Pemuda itu menatapnya.
"Kenalkan! Namaku Bintang!" ucap pemuda itu sembari memberikan tangannya.
Noor menatap tangannya. Pemuda itu terus menatap mata Noor.
"Iya!" Noor tidak menyentuh tangannya.
Noor hanya mengangguk pelan. Pemuda itu terdiam dan sedikit menaikkan alisnya.
Noor berusaha agar tidak terlalu berlama-lama dengannya. Akhirnya Noor memberanikan dirinya.
"Permisi, assalamu'alaikum!" Noor beranjak pergi menjauhinya.
Pemuda itu terdiam menatapnya pergi. Ia menurunkan tangannya dan menghela napasnya.
Noor berjalan menjauhinya. Akhirnya semua pulang ke rumah masing-masing.
Di tengah perjalanan pulang, Noor termenung sembari memegang beberapa buku dan tas yang diselempangkan di pundaknya.
"Ya Allah! Lindungi aku!" bisiknya.
Akhirnya, ia sampai di panti asuhan. Dengan lelah, ia membuka pintu kamarnya dan membenahi dirinya.
Keesokan harinya, Noor berangkat ke universitasnya. Ia berjalan seorang diri.
Terlihat pemandangan kota Jakarta yang indah di pagi hari. Matanya menatap ke segala arah.
"Subhanallah! Allah Maha Kuasa! Begitu indahnya pemandangan hari ini! Ya Allah! Begitu indahnya semua ciptaan-Mu!" puji Noor.
Ia tersenyum dari balik kain penutup wajahnya. Namun, tak seindah yang ia bayangkan.
"Bruumm..bruumm..! "
"Astagfirullah!" ucap Noor terkejut.
"Huu! Dasar teroris!" jerit beberapa orang yang menaiki motor.
Noor berusaha untuk tetap tenang. Sebuah motor melalui dirinya. Benar saja, sosok pemuda yang tak asing melirik ke arahnya.
Pemuda itu menoleh ke arahnya. Noor sedikit terkejut. Benar saja, sosok pemuda itu tak lain ialah Bintang yang tersenyum tipis padanya Bintang tak sendirian.
Rupanya ia sedang membonceng seorang gadis cantik dan seksi di belakangnya. Noor terpaku sesaat setelah menatapnya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bilang Pada Tuhanmu" ~The End~
Fiksi PenggemarSosok gadis melangkahkan kakinya menjauhi sebuah bangunan yang begitu megah dan mewah. "Tunggu!" jerit seseorang. "Kamu mau kemana?" tanya pemuda itu. "Tidak!" singkat gadis itu sembari menundukkan pandangan. "Maaf! Aku hanya..!" gadis itu belum s...