Bab 1

111K 10.4K 760
                                    

Lena adalah seorang pekerja kantoran yang sangat pekerja keras. Hidupnya hanya bekerja bekerja dan bekerja. Dia kecanduan bekerja. Jam 7 pagi sampai jam 3 sore dia bekerja di sebuah perusahaan yang lumayan terkenal di Canada, jam 5 sampai jam 8 malam dia bekerja di sebuah cafe dan jam 9 sampai jam 2 pagi dia bekerja di sebuah bar. Istirahat hanya beberapa jam saja setelah itu dia bangun pagi dan bekerja lagi di kantor.

Teman-temannya sudah menasehati Lena untuk beristirahat saja, mereka khawatir jika Lena akan sakit bila terus bekerja seperti itu. Tapi Lena keras kepala, dia terus bekerja dengan sangat keras.

"Istirahatlah, tubuhmu pasti lelah Lena" ucap Sarah.

"Tidak, aku harus bekerja lagi setelah ini" ucap Lena.

Sarah menghela nafasnya. Dia sudah menyerah jika harus menasehati Lena, pasti wanita itu akan terus membalas ucapannya.

"Baiklah, aku pergi dulu bye!" Ucap Lena lalu pergi dari sana.

Lena berjalan dengan pelan. Dia menatap langit yang mulai menggelap. Akan hujan mungkin. Benar saja, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Lena meneduh di sebuah halte bis disana.

Dia menatap rintikan hujan itu dan menatap langit. Dia berpikir tidak masalah jika dia hujan-hujanan kan? Sekali-kali. Dia langsung berjalan saat hujan deras.

"Ini menyegarkan. Jika hujan, orang-orang tidak akan melihat jika aku sedang menangis" ucap Lena lalu menitikkan air matanya.

Dia lelah hidup seperti ini. Saat wanita seusianya sedang menikmati hidup mereka sedangkan dia masih bekerja dengan keras. Dia harus memenuhi kebutuhannya dan adiknya Lexa yang sedang terbaring di rumah sakit karena kanker.

"Aku sangat lelah Tuhan, aku ingin beristirahat dengan tenang sekarang" ucap Lena.

Lena merasakan jika ponselnya bergetar. Ada telpon masuk. Dia menepi dan melihat ponselnya. Ini telpon dari rumah sakit? Dia langsung mengangkat telpon itu.

"Halo?" Ucap Lena.

"Nona, cepatlah kemari!! Lexa kritis!!" Ucap suster itu.

Deg

Lena menjatuhkan ponselnya. Dia langsung berlari sekuat tenaga kearah rumah sakit, dia meninggalkan semua barang-barangnya disana. Dia tidak peduli jika orang-orang mengumpatinya karena menabrak orang-orang saat dia berlari.

Lena sampai di sebrang rumah sakit. Dia langsung berlari tanpa melihat lampu lalu lintas yang masih hijau. Orang-orang berteriak saat melihat sebuah truk yang melaju kencang kearahnya. Lena berhenti di tengah jalan dan melihat truk itu.

Dalam sekejap, tubuhnya dihantam oleh truk itu. Orang-orang histeris melihat itu, tubuh Lena terpental beberapa meter. Kepalanya menghantam aspal dengan sangat keras. Darah ada dimana-mana, membaur dengan air hujan yang turun.

Orang-orang mengerumuni tubuh Lena yang tergeletak diatas aspal. Dia menatap orang-orang itu, kenapa tidak ada yang membantunya? Dia menatap pintu masuk rumah sakit, Lena hampir sampai disana tapi kenapa dia malah tertabrak? Dia tidak bisa melihat Lexa sekarang.

Para petugas medis yang ada di dalam rumah sakit langsung membawa tubuh Lena kedalam untuk mendapatkan pertolongan pertama. Matanya memberat, dan Lena menutup matanya.

Hening dan damai rasanya.

Dia membuka matanya saat merasakan seseorang menggendong tubuhnya? Dia melihat banyak orang disana. Orang-orang itu memakai baju serba hitam dan berbadan besar.

"Nyonya tidak selamat" ucap pria itu.

Dia mengerutkan keningnya bingung.
"Ooe?" Ucap Lena.

Tunggu? Oe? Kenapa suaranya jadi begini? Dia menatap tangannya yang sangat kecil dan mungil sekali. Ada apa ini?!!!

"Ooeee! Oeee!" Ucap Lena.

Mereka menatap Lena. Seketika dia langsung diam saat ditatap seperti itu, kenapa mereka menatapnya? Ada yang salah?

"Bagaimana jika bos membunuhnya?" Ucap pria itu.

Membunuhnya? Maksudnya Lena begitu? Sialan! Tidak! Dia baru saja mati kenapa harus mati lagi?! Lena berusaha untuk memberontak tapi kenapa tenaganya begitu lemah?

"Tenanglah nona" ucap pria itu.

Tiba-tiba seseorang menendang pintu dengan sangat keras hingga pintu itu terlepas dari engselnya. Mereka semua langsung berdiri dengan tegap.

"Bagaimana dengan istriku?" Ucap pria itu datar.

"Nyonya Donna tidak selamat bos Tapi nyonya berhasil melahirkan seorang bayi perempuan" ucap pria itu sembari memperlihatkan Lena pada pria itu.

"Dia anakku?" Ucap pria itu.

"Si" ucap pria itu.

Pria itu menatapnya dengan datar.
"Gara-gara makhluk kecil ini istriku jadi mati" ucap pria itu.

Mereka semua menegang saat mendengar itu. Donna diculik saat akan melahirkan, dan dia kabur dari penculik itu lalu melahirkan bayinya sendiri disini. Tapi sayangnya nyawanya tidak selamat karena kehabisan darah.

Pria itu mencekik leher Lena. Tapi anehnya Lena tidak menangis, dia malah menatap pria itu heran. Kenapa dia ingin membunuh anaknya sendiri? Pria itu menyeringai.

"Fio..." Ucap pria itu pelan.

"Fiorella Del Piero, itulah namanya. Kalian bawa tubuh istriku dan kita langsung pemakaman untuknya" ucap pria itu lalu pergi dari sana.

Beberapa orang membawa tubuh wanita itu keluar. Pria yang menggendongnya tersenyum kearahnya.

Mereka yang ada disana mendekat kearah Lena lalu menyentuh wajahnya dengan gemas. Tunggu, ada wanita juga? Dia kira semuanya adalah laki-laki tapi tidak.

"Dia sangat mirip dengan nyonya besar" ucap wanita itu.

"Ya, wajahnya mirip dengan nyonya besar. Tapi rambut dan matanya mirip dengan bos" ucap pria itu.

"Aku kira dia akan mati tadi, jantungku hampir copot ketika bos mencekik leher nona Fio" ucap wanita itu.

Mereka semua mengehela nafasnya. Tapi untungnya, bos itu membiarkan Fio hidup. Mereka membawanya masuk kedalam mobil dan pergi entah kemana.

Mata Fio sangat mengantuk. Dia tertidur.

"Menurutmu kenapa bos membiarkannya hidup?" Ucap wanita itu

Salah seorang pria yang ada di sampingnya langsung memukul kepala wanita itu dengan keras.

"Tentu saja karena nona Fio adalah anaknya bodoh!! Apa lagi!!" Teriak pria itu.

Wanita itu memegangi kepalanya yang terasa sakit karena pukulan tadi.
"Kan kau tahu sendiri jika bos hanya menginginkan anak laki-laki! Itulah sebabnya aku bertanya seperti itu sialan! Kenapa kau memukulku, ini sakit brengsek!!" Teriak wanita itu.

"Diamlah! Kau mau nona terbangun dan menangis huh? Jika bos melihat ini pasti dia akan menembak kita langsung disini!" Ucap pria yang sedang menggendong Fio alias Lena.

Lalu hening. Mereka tidak berbicara lagi setelah itu, mobil terus melaju kesebuah tempat. Pria yang menggendongnya menyentuh wajah Fio dengan pelan.

"Fiorella Del Piero. Nona Fio, selamat datang di La Cosa Nostra. Kami akan melindungimu, sesuai dengan permintaan terakhir nyonya besar" ucap pria itu.

.

.

.

TBC

I Was Born As The Mafia Lord's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang