Bab 5

61.1K 7.9K 257
                                    

Tahun demi tahun berlalu dan sekarang Fio sudah berumur 6 tahun semuanya! Dia sudah bisa berbicara dan berjalan dengan lancar sekarang! Dia sedang berjalan-jalan di lorong mansion bersama Serena sekarang, dia menuju ruang kerja papanya.

"Papa sedang apa?" Ucap Fio.

"Aku tidak tahu, mungkin berbicara dengan Victor dan Vincent?" Ucap Serena.

Mereka sudah hampir tiba disana, lalu terdengar suara barang jatuh di dalam ruang kerja Alberto. Fio yakin jika papanya itu sedang marah sekarang, lihat bahkan pria itu merusak barang!

"Papa!!" Teriak Fio senang.

Alberto yang sedang marah langsung menormalkan wajahnya dan berjalan kearah Fio lalu menggendongnya. Fio melihat Victor dan Vincent yang sudah sedikit terluka disana. Fio mengedipkan sebelah matanya kearah mereka lalu tersenyum. Victor dan Vincent langsung menundukkan kepalanya, berterimakasih pada Fio.

"Kalian keluarlah" ucap Alberto.

Mereka keluar, lalu tinggal mereka berdua disini. Alberto duduk di kursi kerjanya lalu bermain dengan Fio, amarahnya langsung mereda ketika melihat wajah putrinya itu.

"Jadi, ada apa kau kemari?" Ucap Alberto sembari melihat Fio yang sedang memainkan pulpen miliknya.

"Tidak boleh?" Ucap Fio.

Alberto terkekeh lalu mencium kening Fio. "Tentu saja boleh! Kau bisa kesini kapanpun kau mau Fio" ucap Alberto.

"Papa! Aku ingin jalan-jalan!" Ucap Fio semangat.

"Kemana? Hari sangat panas sekarang, orang-orang diam dirumah dan kau ingin keluar? Aneh" ucap Alberto.

Fio menatap kesal pada papanya itu.
"Ayolah papa! Aku bosan jika terus disini! Kau mau aku mati kebosanan huh?" Ucap Fio tak sabaran.

"Baiklah, kau ingin kemana?" Ucap Alberto.

Fio berlagak berpikir sekarang. Dia menompang dagunya lalu menatap langit-langit dengan wajah lucunya. Alberto terkekeh, dia mencubit pelan pipi Fio karena putrinya itu terlalu menggemaskan!

"Taman bermain!!" Teriak Fio senang.

Alberto langsung menggendong Fio dan berjalan kearah ruang tengah mansion. Jika Alberto membiarkan Fio berjalan sendiri itu akan lama, mending dia menggendongnya.

"Siapkan beberapa orang, aku dan putriku akan pergi ke taman bermain" ucap Alberto.

Lalu beberapa orang itu sudah ada disana. Fio tertawa melihat wajah kaku para anak buah papanya itu, sangat lucu jika dilihat-lihat.

Mereka sudah di perjalanan sekarang, Fio melihat kebelakang. Ada banyak mobil mengikuti mobil mereka, apakah papanya itu membawa lusinan anak buahnya? Terlalu banyak!

"Papa" ucap Fio.

"Ya, ada apa Fio?" Ucap Alberto.

"Kenapa membawa banyak orang?" Ucap Fio.

"Untuk jaga-jaga, keselamatanmu adalah prioritas disini" ucap Alberto.

Ah, dia lupa. Pasti musuh-musuh papanya itu! Pernah waktu itu terjadi insiden penculikan saat dia berumur 1 tahun, untung para penghuni mansion menyadari itu dan langsung menghabisi orang itu. Jika tidak dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mereka sudah sampai di sana. Saat turun, banyak anak-anak yang sedang bermain disana. Ada ayunan, perosotan, dan lainnya. Saat sedang berjalan, mereka diperhatikan banyak orang. Bagaimana tidak? Papanya itu sungguh menggoda kaum hawa disana, tubuh kekar dan wajah tampannya sungguh menghipnotis mata wanita-wanita itu. Ada beberapa orang yang menyebut jika Fio sangat cantik dan mirip dengan papanya itu.

Ingin sekali dia berteriak, kami mirip karena kami adalah ayah dan anak bodoh!!

Alberto menurunkan Fio.
"Kau ingin bermain apa?" Ucap Alberto.

"Perosotan!!" Teriak Fio.

Mereka berjalan kearah perosotan disana. Fio naik keatas dan ditemani oleh Serena, sedangkan Alberto menunggu dibawah dan siap menangkap tubuh Fio.

Fio meluncur dari atas dan langsung merosot kebawah. Dengan sigap, Alberto langsung menangkap tubuh Fio sebelum kaki Fio menyentuh tanah.

Anak itu tertawa dengan senangnya. Mereka semua terkekeh melihat itu, Fio sangat menggemaskan. Bahkan ibu-ibu yang ada disana memekik dengan keras saat melihat Fio tertawa. Orang-orang mulai mendekat kesana, tapi anak buah Alberto langsung mendorong paksa orang-orang itu. Mereka tidak mau orang-orang itu terlalu dekat dengan Alberto dan Fio, itu terlalu berbahaya.

"Permen kapas!" Teriak Fio saat melihat permen kapas yang besar itu.

Alberto langsung menyuruh satu anak buahnya untuk membeli permen itu, selagi menunggu mereka duduk di sebuah kursi disana. Fio duduk di paha Alberto dengan posisi menyamping.

"Papa, kenapa pria itu terus menatapku seperti itu?" Ucap Fio sembari menunjuk seorang pria yang memperhatikannya sedari tadi.

Alberto langsung menatap pria itu. Saat papanya itu menatap orang itu, orang itu malah pergi begitu saja. Alberto berdecak kesal, dia menyuruh Victor dan Vincent mendekat.

"Tangkap pria itu" ucap Alberto.

"si Capo" ucap mereka berdua lalu pergi mengikuti pria itu.

Lalu permen kapas pesanan Fio sudah sampai. Fio langsung memakan itu, Alberto menyeka permen yang ada di pipi putrinya itu.

"Pelan-pelan, papa tidak akan meminta itu Fio" ucap Alberto.

Setelah selesai, mereka langit masuk ke mobil. Fio juga sudah sedikit lelah, saat Fio sedang ingin tidur dia mendengar percakapan papanya dengan Serena.

"Bagaimana?" Ucap Alberto.

"Pria itu sudah ditangkap, tapi dia menelan racun dan mati. Victor dan Vincent sedang membuang mayatnya sekarang" ucap Serena.

"Sialan. Jadi kita tidak tahu siapa yang menyuruhnya?" Ucap Alberto.

"si Capo" ucap Serena.

Alberto menatap Fio yang sudah tertidur di pangkuannya. Pria itu memeluk Fio dengan erat sembari menepuk-nepuk punggung Fio dengan pelan.

"dormi bene figlia mia" ucap Alberto.

.

.

.

TBC

I Was Born As The Mafia Lord's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang