Bab 6

57.4K 7.2K 120
                                    

Nungguin ya?><

...

Setelah kejadian itu, Alberto tidak pernah membawa Fio keluar mansion lagi. Fio terus bermain di dalam Mansion yang luas itu bersama Serena dan yang lainnya.

Dia sedang di ruang tengah, Fio sedang memakan cokelat yang dibawakan Serena tadi. Dari pagi dia belum melihat papanya itu, kemana pria itu? Biasanya Alberto sudah ada saat dia bangun tidur tapi sekarang tidak.

"Serena, dimana papa" ucap Fio.

"Papamu sedang pergi ke luar" ucap Serena.

Fio memakan cokelat nya lagi.
"Telpon papa untukku!" Ucap Fio.

Serena tersenyum lalu mengambil ponselnya. Tapi beberapa kali dia menelpon, Alberto tidak menjawab telponnya. Serena menatap Fio yang sedang menunggu di sampingnya, dia merasa kasihan pada Fio.

"Sepertinya papamu sedang sibuk nona" ucap Serena.

"Apa yang membuatnya begitu sibuk huh?" Ucap Fio kesal.

Serena menghela nafasnya lagi. Dia mencoba menelpon Alberto sekali lagi, dan bosnya itu menjawab! Serena mendengar suara teriakkan seseorang disana.

"Apa" ucap Alberto dingin.

Sialan, jika begini Serena tidak berani bicara sekarang.

"B-bos, nona mencari anda" ucap Serena.

Setelah Serena mengatakan itu, Alberto langsung menutup teleponnya. Serena menatap ponselnya itu, jika dia bukan bosnya dia akan meneriakkannya tidak sopan!!!!

"Bagaimana?" Ucap Fio.

"Bos tidak berkata apa-apa lagi" ucap Serena.

Fio tidak menatap Serena lagi, dia melanjutkan memakan cokelat itu. Sialan, kenapa dia sangat kesal mendengar itu? Aneh.

Setelah itu hening, tak ada yang bicara lagi. Mood Fio sedang tidak bagus, semua orang tahu itu. Aura Fio berbeda sekarang, itu mirip saat Alberto sedang marah. Mereka mengakui bahwa Fio sangat mirip dengan bos mereka. Mereka mengakui itu.

Beberapa menit kemudian, Alberto masuk dengan Victor dan Vincent di belakangnya. Alberto menatap Fio yang sudah memasang wajah datarnya. Dalam hatinya, dia mengutuk orang-orang yang di jalan tadi. Macet.

"Fio, papa pulang" ucap Alberto.

Fio diam. Biasanya dia akan senang dan berlari kearah papanya itu lalu memeluk Alberto. Tapi ini tidak, dia diam dan terus memakan cokelat tadi.

Alberto berjalan mendekat kearah Fio lalu duduk di samping Fio. Alberto melihat Fio yang sudah makan banyak sekali cokelat disana, Alberto menatap Serena tajam. Bagaimana mungkin wanita itu memberikan cokelat begitu banyak kepada Fio? Bagaimana jika Fio sakit gigi nanti?

"Fio, cukup makan coklatnya. Jika kau memakan banyak, gigimu akan sakit nanti" ucap Alberto lembut.

"si papa" ucap Fio tanpa menatap Alberto.

Alberto mengehela nafasnya.
"Fiorella Del Piero, jika papa sedang berbicara tatap wajah papa! Kau ingat apa yang papa katakan? jika seseorang sedang berbicara, tatap wajah orang itu. Jika kau begini, kau tidak sopan" ucap Alberto sedikit tegas.

Alberto adalah orang yang sangat menjunjung tinggi tata krama. Ingat itu.

Fio menatap papanya itu.
"mi dispiace tanto papa (maafkan aku papa)" ucap Fio lalu berdiri dan membungkukkan badannya.

Alberto menarik tubuh kecil Fio lalu memeluknya. Dia tidak bisa marah lebih lama pada putri semata wayangnya itu. Fio masih kecil, dia tidak boleh keras padanya. Dia tahu jika dia melakukan itu, Fio akan menjadi anak yang lebih tidak terkendali. Itu pengamatan berdasarkan kisah dan pengalamannya;v

"Kau kenapa hm?" Ucap Alberto.

"Papa terlalu sibuk, papa mengabaikan ku" ucap Fio lalu menangis.

Alberto mengehela nafasnya. Dia berdiri lalu membawa Fio naik keatas dan berjalan kearah kamar Fio. Anak itu masih sesenggukan di bahu Alberto.

Setelah masuk kedalam kamar Fio. Alberto mendudukkan Fio pada kasur milik Fio lalu Alberto duduk di hadapan Fio, menyetarakan tingginya.

"Maafkan papa, kau tahu sendiri jika papa sangat sibuk kan? Fio sudah besar jadi Fio harus dewasa dan mengerti papa kan?" Ucap Alberto sembari memegang tangan kecil Fio.

"Jika papa lupa, aku baru 6 tahun" ucap Fio.

Alberto tertawa, anaknya ini sungguh pintar menjawab ucapannya. Alberto menggusak rambut Fio dengan lembut lalu tersenyum padanya.

"Ya, putriku masih bayi dan belum dewasa" ucap Alberto.

"Papa, La Cosa Nostra itu apa?" Ucap Fio.

Alberto diam. Dia menatap putrinya itu, dia harus menceritakan semuanya sekarang? Fio masih kecil, masih belum mungkin mengerti apapun yang dia katakan nanti.

"Kenapa kau ingin tahu" ucap Alberto.

"Aku selalu mendengar kata itu saat Serena berbicara dengan orang-orang, aku penasaran" ucap Fio.

"Itu adalah sebuah kelompok yang sangat besar didunia" ucap Alberto.

"Kelompok apa?" Ucap Fio lagi.

Alberto tidak menjawab, dia hanya tersenyum kearah Fio.
"Masih belum saatnya Fio, sudahlah jangan dibahas lagi. Sekarang ayo sikat gigimu, papa takut jika gigimu akan sakit dan kau menjadi ompong bagaimana?" Ucap Alberto.

WTF? Ompong? Tidak!!!

Fio langsung turun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah kamar mandi. Alberto terkekeh lalu menyusul Fio, dia membantu Fio sikat gigi disana.

Setelah selesai, Alberto menggendong Fio. Dia berjalan kembali kearah tempat tidur Fio lalu mendudukkan Fio disana.

"Beberapa tahun lagi, papa akan menceritakan semuanya kepadamu Fio" ucap Alberto.

"si papa" ucap Fio.

Setelah itu, Alberto keluar dari kamar Fio. Katanya ada pekerjaan yang harus dilakukan, Fio hanya mengangguk.

Dalam hatinya dia sangat kesal dengan itu, beberapa tahun lagi itu sangat lama!! Astaga, dia sudah sangat penasaran dengan itu!!

.

.

.

TBC

I Was Born As The Mafia Lord's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang