Bab 20

34K 4.4K 351
                                    

Halo guys!

Hari ini aku cuman up 1 bab aja ya:) meskipun hanya 1 bab aku nulis ini bab sampe 2000 kata njir😭 sampe pegel ini jempol wkwk jadi anggap aja double update ya~

Kalian akan suka bab ini, aku pastikan itu 😌

Btw udh sampe bab 20 ajeee, mau sampe berapa bab cerita ini?

Jangan lupa vote dan berikan tanggapan kalian untuk bab 20 ini ❣️

...

Keesokan harinya Fio membuka matanya. Pusing sekali, dia memegang kepalanya yang berdenyut-denyut itu. Fio menatap tangannya yang sudah terpasang infusan disana, sedikit sakit karena tersenggol.

Lalu dia menatap seseorang yang menggenggam tangannya disamping.
Itu papanya. Seketika dia ingat soal kemarin, dia pingsan.

Papanya menunggunya disana semalaman? Seperti biasa jika dia sedang sakit, pasti papanya itu akan menunggunya sampai dia sembuh dan selalu ada disisinya. Seperti sekarang.

Dia haus sekali sekarang.

Dia menatap gelas yang ada di nakas samping brankar nya. Tidak mungkin dia langsung membawa gelas itu, terlalu jauh! Dia butuh bantuan seseorang sekarang.

Fio menatap papanya.

Masa dia harus meminta bantuan papanya? Dia sedang marah padanya! Tapi tenggorokannya sungguh kering sekarang, dia butuh air sekarang juga.
Dengan terpaksa dia membangunkan Alberto yang sedang tertidur itu.

Alberto langsung terbangun saat Fio membangunkannya.
"Kau sudah sadar? Ada yang sakit atau kepalamu pusing? Tunggu sebentar, papa akan memanggilkan dokter" ucap Alberto.

Sebelum Alberto pergi, Fio menarik tangan Alberto. Sedari tadi dia ingin minum astaga!!!

"A-air" ucap Fio pelan.

Papa Alberto mengerti sekarang.

Dia langsung mengambilkan minum. Alberto menggunakan sedotan agar Fio lebih mudah meminumnya tanpa harus bangun terlebih dahulu. Setelah selesai minum, Fio langsung menghela nafasnya lega.

Tenggorokannya sudah baik sekarang.

Alberto menekan tombol yang langsung tersambung ke resepsionis untuk memanggil dokter. Kenapa tadi dia tidak menekan itu saja?

Lalu dokter datang setelah Alberto menekan tombol itu. Dokter itu langsung memeriksa kondisi Fio sekarang, Alberto menatap mereka dari belakang.

"Bagaimana" ucap Alberto.

"Demamnya sudah turun, kita hanya perlu memantau perkembangan kondisinya beberapa hari lagi" ucap dokter itu.

Alberto menghela nafasnya lega.
"Baiklah, terimakasih dokter. Kau bisa pergi sekarang" ucap Alberto.

Dokter itu langsung pergi dari sana. Setelah melihat bahwa dokter itu pergi, Alberto langsung duduk di samping Fio.

"Kepalamu sakit?" Ucap Alberto lembut.

"Tidak" ucap Fio ketus.

"Fio... Sebenarnya papa tidak ingin membicarakan hal ini sekarang, tapi papa tidak mau kau terus marah kepada papa Fio" ucap Alberto.

Fio masih diam, dia memalingkan wajahnya dari Alberto. Dia tidak mau menatap Alberto sekarang, dia masih kecewa dengan papanya itu.

"Papa ga tidak akan menikahi Naomi. Maafkan papa Fio" ucap Alberto.

Fio tetap diam. Matanya sudah berkaca-kaca sekarang, lalu dia berkata.

"Papa tau? Hati Fio sakit sekali kemarin, apalagi saat papa menampar wajah Fio hanya gara-gara wanita itu. Setiap kali Fio melihat papa, Fio pasti akan teringat dengan kejadian kemarin. Hati Fio sakit saat mengingat itu papa, orang yang Fio sayang dan Fio punya di dunia ini adalah orang yang menampar Fio pertama kalinya. Sekarang papa dengan mudahnya mengatakan maaf pada Fio?" ucap Fio sembari menahan tangisnya.

I Was Born As The Mafia Lord's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang