Bab 25

27.9K 3.9K 99
                                    

Beberapa hari setelah itu selalu ada bunga yang dikirim setiap hari ke mansion Del Piero. Papanya sudah berbicara dengan pihak jasa pengiriman barang agar tidak mengirimkan bunga-bunga ini lagi kemari jika ada seseorang yang ingin mengirimkan itu. Tapi mereka bilang jika mereka tidak mengirimkan bunga itu mereka akan mati.

Tentu saja bunga itu dari si Messi.

Pria itu terus saja mencoba mendekatinya. Kalian tahu? Pria itu juga tahu dimana sekolahnya berada! Messi selalu datang kesana saat pulang sekolah untuk mengajak Fio untuk diantarkan pulang. Tapi dia tidak pernah menerima ajakan itu.

Dia ingat jika Messi adalah musuh papanya. Dia harus waspada kan?

"Papa! Fio berangkat ke sekolah ya" ucap Fio.

"Baiklah, hati-hati" ucap Alberto.

Fio berjalan kedepan dengan Victor. Setelah itu mereka masuk kedalam mobil dan pergi ke sekolah Fio. Fio memainkan ponselnya sedari tadi, dia bosan. Victor juga tidak mengajaknya berbicara.

"Sudah sampai" ucap Victor.

"Aku masuk dulu paman" ucap Fio.

Dia membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. Fio langsung masuk kedalam, sedikit berlari.

"Selamat pagi" ucap Fio saat masuk.

Mereka menjawab salam Fio. Setelah itu dia duduk di bangkunya yang ada dibelakang sana, Fio menaruh tasnya diatas kursi dan menyandarkan punggungnya pada bangku.

"Tumben Alan telat" ucap Fio saat menatap bangku Alan yang masih kosong.

Biasanya pria itu sudah ada disana sebelum Fio datang ke kelas. Mungkin ada sedikit masalah dan Alan akan telat kemari. Mungkin.

"Fio, apakah kau tahu tentang pembunuhan yang terjadi di rumah yang ada disebelah sekolah?" Ucap Lia yang ada di depannya.

"Pembunuhan? Kapan?" Ucap Fio bingung.

Dia tidak tahu itu.

"Semalam, aku mendengar ini saat tadi pagi. Orang-orang gaduh sekali disana, kau tidak melihat banyak mobil polisi diluar kah?" Ucap Lia.

Fio menatap keluar, benar. Ada banyak mobil polisi disana, kenapa dia tidak melihat itu tadi? Fio menatap Lia lagi disana.

"Siapa korbannya?" Ucap Fio.

"Aku tidak tahu pasti, tapi katanya seorang wanita" ucap Lia.

Dia mengangguk mengerti.
"Kita harus hati-hati, pelakunya belum tertangkap bukan? Mungkin orang itu masih berkeliaran disekitar sini" ucap Fio.

Setelah itu mereka berhenti berbicara karena guru datang. Mereka langsung menatap kearah depan dan memulai pelajaran. Fio menatap kesampingnya, Alan belum datang juga sekarang.

"Kenapa Alan tidak datang?" Ucap Fio pelan.

...

Jam istirahat sekolah berbunyi.

Fio menatap kearah sampingnya. Kosong. Dia membawa ponselnya dan mencari kontak Alan yang dia minta sebelumnya. Jujur saja, dia belum pernah menelpon Alan meskipun mempunyai nomornya.

Dia menatap sekelilingnya, tidak ada siapa-siapa didalam karena mereka semua sedang makan siang di kantin. Fio ragu saat menekan tombol panggil disana, bagaimana jika tidak diangkat? Tapi dia penasaran kenapa Alan tidak sekolah hari ini.

"Hanya bertanya kabar saja lalu matikan. Mudah bukan?" Ucap Fio.

Fio langsung menekan tombol panggil dan menelpon Alan disana. Sembari menunggu panggilan teleponnya dijawab dia mengetuk-ngetuk jarinya pada meja. Lama sekali.

I Was Born As The Mafia Lord's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang