Bab 7

55.5K 7.3K 409
                                    

Kalian sangat excited sama cerita ini? Banyak banget yang bilang next or lanjut wkwk syukur deh kalian suka sama ceritaku ini haha oke sekarang aku up bab baru yeyeye. Jangan lupa vote oke, enjoy bacanya~

Ehh, but waitt! Aku mau tau kalian dari daerah mana? Kenalan yuu🥺 aku dari Bandung mantenan, disini ada yg dari Bandung juga kah?❣️

...

11 tahun kemudian...

Fio sudah 17 tahun sekarang.
Dia sudah besar, tak terasa tahun demi tahun berlalu dengan cepat dan akhirnya dia sudah tumbuh besar. Dia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, sama seperti ibunya.

Sekarang, Fio sudah sekolah semuanya~

Dengan perjuangan yang keras dia membujuk papanya untuk membiarkan sekolah di sekolah biasa bukan home schooling! Dia tidak suka jika belajar di rumah, membosankan. Dia sudah pernah merasakan dan dia membenci itu.

"Papa, aku berangkat sekolah dulu" ucap Fio.

"Baiklah. Jika ada seseorang yang mengganggumu, beritahu papa oke? Papa akan memberi pelajaran padanya" ucap Alberto.

"si papa, sampai jumpa" ucap Fio lalu mencium pipi Alberto dan pergi bersama Victor dan Serena.

Mereka berdua yang ditugaskan untuk mengantar dan menjemputnya. Sekarang, dia sudah sampai di sekolahnya. Tentu saja ini sekolah terbaik di Sisilia, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk kesini. Maksudnya yang pintar atau banyak uang;v

"Terimakasih sudah mengantarku" ucap Fio sembari tersenyum.

"Sudah tugas kami nona, dan ingat jangan pulang sebelum kami menjemputmu. Dan jangan ikut dengan orang asing, jika ada sesuatu yang darurat segera telpon kami oke?" Ucap Serena.

"si" ucap Fio.

Setelah mobil itu pergi, Fio masuk kedalam. Dia harus naik tangga untuk sampai di kelasnya, saat masuk teman-temannya menyapanya dengan senyuman. Mereka semua tidak tahu jika Fio adalah anak dari seorang Alberto, mafia paling ditakuti disana.

"Fio, bantu aku mengerjakan tugas ini" ucap Lia sembari setengah memohon padanya.

"Kenapa belum mengerjakan?" Ucap Fio heran.

"Aku malas hehe" ucapnya dengan tak tahu malunya.

Fio menghela nafasnya, dia duduk di kursinya dan membantu Lia mengerjakan tugas itu. Dengan rinci dia menjelaskan semuanya kepada Lia agar anak itu mengerti dan tidak menanyakan lagi kepadanya nanti.

"Mengerti?" Ucap Fio.

"Tidak" ucap Lia.

Fio hanya tersenyum, dalam hatinya dia ingin sekali menjitak kepala Lia. Ini soal yang mudah! Kenapa anak itu tidak mengerti juga?! Setelah selesai, Lia berterimakasih kepada Fio dan duduk di kursinya sendiri.

Lalu guru datang, semua orang memberi salam kepada guru itu. Lalu mereka memulai pembelajaran hari ini dengan biasa.

...

Bel istirahat berbunyi.

Anak-anak dengan semangat pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar itu. Orang-orang itu mengantri untuk mendapatkan makan siang, Fio juga mengantri. Jangan kira bila dia anak mafia dengan seenaknya dia menerobos barisan. Itu tidak baik. Sejak kecil, Fio diajarkan sopan santun yang ketat oleh Alberto.

'Bukan apa yang tampak dari luar atau latar belakang yang menentukanmu. Tapi tata krama dan sopan santun yang membuatmu menjadi seseorang' itulah yang dikatakan oleh papanya.

Saat orang-orang sedang mengantri, ada beberapa gadis yang menerobos antrian disana. Orang-orang berteriak kesal kearah mereka, tapi mereka hanya acuh saja. Itu adalah geng Laura, bisa dibilang mereka adalah kakak kelasnya.

I Was Born As The Mafia Lord's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang