Bab 3

7K 720 21
                                    

Sorry kalo banyak yang typo;v

Jangan lupa vote dan enjoy bacanya~

.

.

.

"kau gila! Bagaimana bisa aku memakai gaun ini bodoh!" Ucap Ana marah disana.

"Kau terlihat sangat cantik sekarang, kenapa kau marah seperti itu? Banyak orang yang akan memakai gaun seperti itu nantinya, Ana" ucap Yallen.

Sekarang sudah malam, mendekati waktu pembukaan bar itu. Dan untungnya sepertinya kedua kakaknya masih belum kembali ke mansion karena dia tidak menerima telpon ataupun perintah balik kanan.

"Aku akan memakainya sekali ini saja, jika nanti kau memaksaku untuk memakai ini lagi, jangan harap aku mau" ucap Ana.

"Ya ya" ucap Yallen.

Yallen menatap jam tangannya.
"Kita akan terlambat jika tidak pergi sekarang, ayo pergi" ucap Yallen.

Mereka membawa tas dan beberapa uang untuk disana, siapa tau ingin jajan sesuatu nantinya.

Mereka masuk kedalam lift dan turun ke lobi hotel sekarang. Yallen sudah menelpon petugas hotel untuk membawakan mobilnya kedepan hotel karena mereka akan pergi.

Pintu lift terbuka dan terlihat mobil Yallen yang sudah ada didepan hotel dengan seorang petugas hotel yang sedang memegang kunci mobilnya itu.

"grazie bello (terimakasih tampan)" ucap Yallen sembari memberikan uang tip pada pria itu.

Ana menatap Yallen jijik disana.

"Teruslah menggoda lelaki disekitarmu, Yallen" ucap Ana setelah masuk kedalam mobil.

"Aku bukan menggodanya tapi memujinya, bukankah dia tampan?" Ucap Yallen.

"Tidak" ucap Ana.

Yallen tertawa mendengar itu. Astaga, Ana sama saja seperti dulu. Selalu waspada pada pria manapun dan kapanpun, kecuali ayah serta kedua kakaknya.

Mereka pergi ke Glory Bar, tempat tujuan mereka. Bar yang sangat mewah dan hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang memiliki harta diatas rata-rata, dan mereka salah satunya.

"Jika aku menghilang nantinya langsung pulang saja" ucap Yallen.

"Memangnya kau akan kemana?" Ucap Ana.

"Menghabiskan malam panas dengan seseorang" ucap Yallen sembari menurunkan baju di bahunya.

"Sialan! Jika begini seharusnya aku tidak menyuruhmu datang" ucap Ana kesal.

"Sudah terlambat, girl. Kita sudah sampai dan kau tidak bisa kabur lagi" ucap Yallen.

"Fuck you" ucap Ana.

"Thank you" ucap Yallen.

Mereka berdua turun dan Yallen memberikan kunci mobilnya untuk diparkirkan di basement oleh orang-orang bar.

"Lebih ramai dari yang aku kira" ucap Yallen.

"Tentu saja ramai, ini bar mewah dan sudah dinantikan oleh banyak orang" ucap Ana.

"Rupanya kau lebih tahu ini daripada aku" ucap Yallen sembari tertawa.

"Shut up" ucap Ana.

Mereka masuk dan melihat interior bar yang terlihat sangat mewah jika dibandingkan dengan bar-bar pada umumnya.

Ini seperti hotel saja.

"Demi Tuhan, Yallen! Kenapa kau memberikan warna merah padaku!" Ucap Ana saat melihat orang-orang memakai baju hitam atau putih disana.

I Was Born As The Mafia Lord's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang