BLUR NOVEL!!!

1.1K 28 11
                                    

"Saya akan menikahi putri bapak sekarang juga," lirih Fahmi lagi dengan kepala tertunduk, yang semakin membuat Laras ingin mengakhiri hidupnya saat ini juga. Entah julukan apa yang harus dia sungguhkan untuk Fahmi. Brengsek? Sialan? Tak punya hati? Ah, rasanya semua julukan itu tak cukup untuk seorang Fahmi.

Berbeda dengan Laras yang menyerapahi Fahmi, Fahmi justru tengah mencoba mendamaikan hati dan pikirannya. Biar bagaimana pun, Fahmi harus bertanggung jawab. Terlebih lagi sosok gadis yang akan dia nikahi hanya memiliki ayah, dan ayahnya luka parah karena keteledorannya.
Kalau dia menolak, bukankah sama saja dia pria brengsek? Entah apa yang akan terjadi setelah hari ini. Namun, yang Fahmi tahu, semuanya tak akan pernah sama lagi. Larasnya mungkin akan berubah, atau mungkin akan ... menghilang.

Menyalahkan? Siapa yang akan dia salahkan? Takdir? Hahaha ... lelucon apa ini?! Seandainya dia lebih fokus, pasti tak akan seperti ini. Tak akan ada yang tersakiti, tak akan ada yang menyakiti, tak akan ada yang terluka, dan tak akan ada yang pergi.

"Aku memang sedang berusaha, Mas. Namun, kenapa sesak itu masih saja hadir? Apa aku sanggup bertahan dengan sesak ini selamanya? Kenapa aku malah menjadi seperti orang yang egois? Egois pada hatiku sendiri. Aku mencoba untuk menerimanya, tapi aku tak memikirkan hatiku yang bisa saja akan mati dengan perlahan akibat sesak dan luka yang rasanya semakin menikam setiap saat?" monolog Laras yang pastinya hanya dia saja yang mendengarnya.

"Apa masih pantas kamu menjadi ... istriku?" lirih Fahmi dengan emosi yang masih memuncak.

Apa jadinya jika kebahagiaan dalam hubungan halal, harus lenyap seketika hanya karena orang ke tiga? Apa ada yang namanya keikhlasan, jika cinta yang awalnya utuh kini telah terbagi?
Bertahan atau melepas? Keduanya masih menjadi pilihan yang begitu rumit. Karena bertahan, sama saja kita menyulam luka setiap saat. Namun, melepas, tak lebih dari kita yang menikam hati dengan belati. Menyakitkan bukan?
Bertahan, mati perlahan. Atau melepas, hati tak ikhlas?

 Atau melepas, hati tak ikhlas?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam Tangisan Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang