Rapuh 1

2.6K 81 2
                                    

"Adiba kalau udah becal mau jadi penghapal Al-qul'an, Mi. Bolehkan? " tanya Adiba dengan puppy eyes nya. Gadis kecil nan cantik berumur 3 tahun, yang telah melengkapi keluarga kecil Laras dan juga Fahmi. Dengan cara bicaranya yang masih cedal, membuatnya terlihat begitu menggemaskan.

"Masyaallah, Sayang. Jelas bolehlah, malahan Umi seneng banget kamu punya cita-cita menjadi penghafal Al-Qur'an, Nak. Semoga Allah mengabulkan cita-cita mulia kamu ini, Sayang." dengan mata berkaca-kaca, Laras mencium gemas anak kesayangannya itu.

"Jadi anak abi mau jadi seorang hafidzoh?" Fahmi yang datang dari kamar langsung menggendong anak kesayangannya itu dan menciumnya dengan gemas, lalu duduk disamping Laras. Sedangkan Adiba hanya terkekeh geli dengan hujan ciuman dari Abinya.

"Diba ingin kacih Abi dan Umi mahkota kayak yang dibilang cama Ustad Lucu itu," jawab Adiba polos sambil memeluk leher Fahmi.

"Siapa Ustadz yang kamu bilang lucu?" tanya Fahmi heran.

Adiba nampak berfikir lama sambil mengetuk-ketukan jari telunjuknya kedagu.

"Adiba lupa," jawabnya dengan cengengesan.
"Ciapa yah Umi namanya. Adiba lupa," tanya Adiba dengan wajah penasarannya, menatap Laras yang duduk santai di sofa.

"Ustadz Hanan Atakhi, Sayang," jawab Laras dengan senyum yang merekah.

"Ohhh ... Iya ...." Adiba mengangguk-anggukan kepalanya.

"Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah. Hamba bahagia dengan nikmat yang engkau berikan kepada keluarga kecil hamba," ucap Fahmi dengan mata berkaca-kaca, lalu mencium adiba dan Laras bergantian.

"Makasih, Bi." Laras bergelayut manja dilengan Abinya.

"Sama-sama, Sayang," balas Fahmi, lalu mencium lembut kening istri tercintanya itu.

Sungguh, tiada kebahagiaan yang lebih besar dari keharmonisan keluarga. Saling percaya, saling pengertian, dan saling melengkapi.
Walau terkadang selalu ada perbedaan pendapat dan tak jarang berselisih, tapi ketika ada salah satu yang menurunkan ego, pasti hubungan akan tetap terjalin dengan penuh kebahagiaan.

Sadar atau tidak sadar, do'a istri lah yang selalu membuat sebuah keluarga hidup dengan penuh kecukupan.
Istri selalu menemani langkah suami ketika akan mencari nafkah dengan do'anya yang pasti akan terkabulkan. Do'a keselamatan dan do'a mendapatkan rezeki yang halal dan berkah, selalu meluncur dari lisan istri.

Maka tak jarang, ketika suatu hubungan suami istri mengalami perpecahan karena keegoisan atau bahkan lebih parah dengan adanya orang ketiga, dan yang merasa paling tersakiti adalah istri maka bisa dipastikan rezeki suami akan terhambat dan keharmonisan keluarga akan hilang dengan perlahan.

Begitupun dengan istri, ia harus bisa menjaga muru'ah ketika tidak ada suami. Jangan pernah memasukkan lelaki lain kedalam rumahnya tanpa ada suami, karena itu bisa menimbulkan fitnah.

Karena pada dasarnya rumah tidak akan bisa berdiri tanpa adanya tiang, begitulah hubungan antara suami istri.

****


Singkat dulu yah diawal... Heheheh
Itu sekedar pengenalan kalau keluarga Laras dan Fahmi sangat harmonis....
Semoga keluarga kalian selalu diberkahi oleh Allah SWT

Jangan lupa vote dan komen :-)

Dalam Tangisan Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang