Icel lagi lagi harus menelan pil pahit, dia bukan Bobby hanya postur tubuh serta gaya nya yang mirip.
"Mas maaf salah orang" ujar Icel tersenyum
"Ya gapapa mbak"
Gadis itu menutup matanya rapat rapat, meneteskan sebulir airmatanya dan beranjak pergi dari tempat itu .
ZIDAN POV ..
"Gue ngapain ya sekarang" ujar Zidan sambil menghela nafas
"Gue ajak Sabel ketemuan aja deh siapa tahu dia mau"
Zidan kemudian mengetik beberapa pesan yang dikirimkan kepada Sabel, cukup lama ia menanti jawaban pesan yang dikirim .
Zidan: Bel temenin ke Gal's yu
Sabel: kpn?
Zidan : sekarang belll
Sabel:10mnt lg otw
Zidan : gue jemput
Sabel: ok
Zidan tersenyum tipis, Sabel masih mau menjalin hubungan baik dengan dirinya walau hanya sebatas teman saja .
"Bunda abang pamit bentar ya"
"mau kemana bang kamu?" tanya ayah
"ke Gal's yah, ntar abang cepet pulang ko"
"Hati hati abang" ujar bunda yang mendapat anggukan dari Zidan
POV SABEL
Sabel terduduk di teras menunggu Zidan yang akan menjemput nya, wanita itu berfikir ini hanyalah sekedar berdamai dengan keadaan bukan yang lain.
"Jangan baper Bel, inget laki-laki yang main fisik seterusnya bakalan gitu"
Zidan sampai dirumah Sabel , mereka kemudian menuju Gal's coffe milik paman Zidan yang berada di pusat kota.
Setelah sampai mereka menuju rooftop dan memesan 2 kopi untuk di nikmati malam ini .
"Zidan, paman ikut dukacita ya buat temanmu si Bobby . Paman tau dia anak baik ceria semoga tenang disana ya Zidan ya" ujar paman Rian sambil memberikan nampan berisi kopi
"Iya paman makasihh"
"Ini calon apa bukan Dan?" tanya paman Rian melihat Sabel, selama ini dia belum pernah melihat gadis itu karena ia sibuk di luar negeri
"Temen nya om, nama saya Sabel" ujar Sabel sambil menyalimi paman Rian
Zidan hanya tersenyum saat Sabel mengatakan itu, memang benar hubungan mereka berdua kini sebatas teman biasa saja .
"Minum Bel" ujar Zidan seraya menyeruput kopi nya
Sabel mengangguk, mereka kemudian meminum kopi itu . Setelah bercakap cukup lama akhirnya Zidan mengajak Sabel pergi ke taman kota.
Sebelumnya Sabel menolak namun setelah Zidan memaksa dirinya akhirnya ia mau mau saja toh Sabel juga pasti kesepian jika harus pulang kerumah .
"Dan, ada apa kok rame?"
"Pentas Bel"
Sabel mengangguk ia kemudian berjalan mengekori Zidan, ditengah perjalanan ia mendengar suara wanita menangis.
"Dan ada yang nangis" ujar Sabel lirih
"Anjir takut Bel" ujar Zidan sambil mendelik di belakang Sabel
Mereka berdua kemudian mencari asal suara itu dimana, suara tangisan itu berasal dari gadis yang duduk di rerumputan taman kota sambil menunduk .
"Bel samperin gih" ujar Zidan
KAMU SEDANG MEMBACA
ELZIDAN (SAD ENDING)
General FictionHARGAI KARYA ORANG LAIN, CIPTAKAN KARYA MU SENDIRI ! ⚠️Lacak plagiat sekarang gampang⚠️ Aku adalah orang egois yang mementingkan kebahagiaan ku sendiri tanpa mempedulikan luka seseorang. -Elzidan Agra- Terimakasih untuk semua...