si ganteng

324 48 3
                                    

Menuju ruangan selanjutnya. Ruang 1105. Tunggu, apa ruangan disini dipasang acak? Bukankah tadi ruangan Zihao 1004? Ah sudahlah, jika aku terus memikirkannya aku tidak jauh beda dengan penghuni rumah sakit ini.

"Xinlong! Xinlong! Main yuk!" Teriak Hanyu didepan pintu jeruji yang sebenarnya tanpa teriak pun kami bisa melihat isinya dari luar ruangan. Pintu inikan bolong.

"Aaa! Ada Jia Bao Ge!" Pekik seseorang dari dalam kamar.

Tunggu, aku seperti mengenal suara ini.

Brak!

"Jia Bao Ge! Ayo main!" Serunya setelah menabrakan diri pada jeruji besi.

Sudah ku duga, dia anak yang mengantarku tadi. Oh disini kamarnya. Siapa namanya? Xinlong? Anak yang tidak boleh ku temui oleh pak Ji, kan?

"Ayo! Tadi aku baru dapet krayon baru dari kamar ratu!" Sahut HanYu dan menunjukan lipstik Zihao pada Xinlong.

Tunggu dulu, bukankah Hanyu tuli? Bagaimana dia bisa mendengar ajakan Xinlong dan Zihao tadi?

Ah sudahlah. Aku harus tetap waras disini.

"Eh ada kakak cantik yang tadi!" Pekiknya dan menatapku penuh binar.

"Haha iya. Oh jadi nama kamu Xinlong ya. Salam kenal!" Sapa ku ramah.

Dia masih menatapku dengan tatapan berbinar. Hingga lama kelamaan berubah muram dan perlahan mundur beberapa langkah dari pintu.

"Ada apa?" Tanya Hanyu. Sepertinya dia juga melihat keanehan dari kawannya.

"Sebaiknya kakak cantik segera ke sel Zeyu. Aku hanya tidak mau kakak cantik terjadi apa-apa karena ku." Ucapnya dengan nada suram bak dibawah ancaman.

Aku tersenyum kikuk, bagaimana bisa bapak tua itu menjadikan anak semanis dia ancaman untukku? Lihat saja dia, baju training, botol minum di lehernya, krayon dikantong nya, bahkan bibir dan wajahnya masih berantakan noda lipstik. Dimana ancamannya?

Aku mendekat beberapa langkah, dan dia terus mundur menjauh dari pintu. Dia nampak sangat ketakutan melihat ku. Ah dasar pak Ji, sudah gila dibuat trauma.

"Hei Xinlong, sini aku mau bisikin sesuatu." Pancing ku padanya agar mau mendekat.

"Dengerin ya, kalau ganteng mau temenan sama kakak cantik, kakak cantik kasih alat gambar yang banyak, yang komplit, biar gak usah nyolong lagi sama ratu."

"Terus nanti kita main bareng sepuasnya sampai yang ganteng mau. Tapi syaratnya ganteng harus mau temenan sama kakak cantik." Ucapku mempengaruhinya.

"Aku mau.. tapi nanti kalau papa ganteng marah terus nyuntik aku lagi gimana? Aku masih sakit disini." Katanya dengan nada murung dan ketakutan.

Hah.. benar-benar pak Ji, hanya mendengar cerita anak ini sudah membuatku muak dengan perlakuannya, bahkan dihari pertama ku bekerja.

"Tenang aja, aku gak bakal biarin kamu dimarahin apalagi disuntik sama papa ganteng. Aku janji!" Tegasku mengangkat tangan bak sedang bersumpah.

"Baiklah.." ucapnya mengalah, kemudian mendekati ku. "Boleh aku minta tolong?"

"Boleh. Apa itu?"

"Bukakan pintu ini, tolong!"

+-+

Aku terduduk menyandar pada jeruji besi. Menempel dengan punggung Xinlong yang juga bersandar pada besi yang sama.

Aku benar-benar bingung. Bagaimana bisa anak ini menggantung kunci kamarnya pada pohon di taman jika dia saja terkunci di kamarnya sendiri? Tidak mungkin hanya dengan dilempar dari dalam kamar dapat tergantung sempurna di puncak pohon. Ah ini membuatku pusing.

Sky - zofrenia  || Boy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang