22. jadi kodok

99 10 1
                                    

Kamar Xinlong.

Entah sudah berapa lama aku tidak memasuki kamar ini. Bahkan mungkin para petugas kebersihan juga enggan menengok kamar bernuansa ninja ini.

Lihatlah, amat berantakan. Banyak noda lipstik dan gambar-gambar dilantai hingga dinding-dinding nya. Bajunya yang berserakan, dan tempat makan yang bahkan bertumpuk kotor disini.

Aku meringis saat melihat cermin full-bodynya retak parah dan ada beberapa bekas dipaku hingga bolong menembus alasnya. Tirai balkonnya juga seperti habis dicabik-cabik. Emosi apa ini? Mengapa aku tidak menyadarinya sejak awal?

Aku melangkahkan kakiku hati-hati, karena banyak sekali pecahan kaca, sisa makanan, air, dan benda-benda tajam dilantai. Aku juga baru sadar kalau hanya kamar Xinlong dan Shuyang saja yang memiliki akses keluar balkon, sedangkan kamar-kamar lain bagian balkon ditutupi barang-barang atau diganti tembok.

Ku bersihkan sedikit kamarnya agar aku bisa lewat dengan nyaman. Sekarang aku tahu penyebab mengapa Xinlong sering terluka terutama kakinya.

Saat hendak mengutip kertas-kertas yang berserakan, aku baru sadar bahwa kertas-kertas itu berisikan tulisan-tulisan jahat. Seperti "anak setan", "pengemis", "orang gila", "bajingan", dan umpatan-umpatan lainnya disertai gambar-gambar yang menyeramkan. Entah siapa yang menulis, atau mungkin itu dari memori Xinlong. Tapi yang jelas itu benar-benar parah.

Aku segera membuang semua kertas itu, terkecuali sepucuk surat dengan amplop pink yang terbungkus cantik. Bertuliskan "penerima : Mama kesepuluh" dan gambar corat-coret khasnya, membuat ku tergelitik geli. Ingin sekali ku buka, tapi aku tak ada hak untuk menerima surat lucu ini bukan?

Baru saja ku buka balkon ini untuk menyegarkan ruangan. Dari arah taman, lebih tepatnya dari pohon besar tempat Xinlong menggantungkan kuncinya, terdengar teriakan dari orang yang tak asing ditelinga ku. Aku segera menengok lebih intens, drama apalagi yang terjadi kali ini.

"WOY! TURUN!" teriak HanYu dari bawah pohon. Sepertinya target ditemukan.

"Ga ada kakak cantik. Skip" ambek Xinlong enggan menampakkan dirinya. Ya aku yakin itu dia.

Aku tertawa kecil, dan menghela nafas lega. Setelahnya aku segera berlari kecil menuju taman. Tak lupa surat manis tadi ku bawa guna memancing nya.

Tapi..

Baru saja aku melangkahkan kaki menuju tangga. Seseorang yang berjalan dengan langkah gontai datang ke arahku. Bajunya lusuh dan benar-benar berantakan.

Aku memperlambat langkah ku. Lambat, lambat, hingga berhenti. Aku mencerna tingkah lakunya, kemudian perlahan-lahan memundurkan langkah ku.

Aku masih trauma akan tragedi He Junlin. Apalagi latar belakang masalah pasien ku amat sangat sensitif terhadap hal-hal diluar nalar. Aku juga takut ini karma kesekian kalinya karena aku melanggar perintah senior-senior ku.

Dia terus mendekat, semakin mengikis jarak antara kita. Hembusan nafasnya terdengar hingga membuat bulu kuduk ku meremang. Aku tidak bisa bergerak. Aku merasa dia mengenali ku, tapi siapa..

"Kak.. Kakak.."

Deg!

"GOU GOU!"

Bruk!

+-+

Sudah 2..
Sudah 2 orang yang jatuh karena ku..
Tidak! Aku pikir 3?
Ah! Atau mungkin 4 orang?!

Astaga.. Bagaimana ini..

"Leon.." desis Zihao yang baru bangun dari tidurnya. "Ada apa?" tanyanya dengan suara berat.

Sky - zofrenia  || Boy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang