19. Empty

129 18 1
                                    

"Ugh.. Uhuk"

Dadaku sesak. Rasanya seperti diisi air sekolam. Kepalaku juga berdenyut, tidak, lebih tepatnya seperti ditimpuk puluhan atau mungkin ribuan batu bata.

Perutku juga seperti di penuhi banyak kodok yang mau lompat ke luar. Padahal dari tadi aku sudah mengosongkan perut ku, tapi yang keluar cuma sisa makanan, engga ada kodoknya.

"Gege.. Baju aku bau.. Uhuk. Mau pulang.. Martabaknya keluar semua."

Aku menangis untuk kesekian kalinya. Bajuku kotor dengan.. Ah aku tidak ingin mengatakannya. Bahkan untuk pertama kalinya, aku pipis di celana.

Bukan karena aku terpisah dengan yang lainnya, tapi ruangan ini, kegelapan ini, yang membuat banyak kodok tumbuh di perut ku.

Dan yang paling aku sesali, aku tersesat di ruangan penuh cermin. Di depan ku, belakang ku, kanan kiri ku, semuanya cermin yang memantulkan bayangan. Entah itu bayangan siapa, tapi itu menyeramkan. Mereka berwujud seperti ku, tapi mereka mengelilingi ku dengan tatapan mengenaskan.

Aku mual dengan itu. Itu mengingatkan ku dengan tatapan ayah saat aku tidak bisa melakukan yang ia mau. Seperti melihat seonggok mayat korban pembunuhan yang di tuduh bunuh diri.

Aku menenggelamkan wajah ku di antara lutut. Baju bau itu sudah ku singkirkan, tapi baunya menempel ditubuhku seperti sebuah dosa besar. Aku hanya mampu merengek pada kakak besar; pangerannya ratu Zephyr. Bukan aku penakut karena kesepian, aku sudah terbiasa dengan itu. Tapi aku sudah tidak sanggup melihat pantulan orang sengsara itu.

"Hik. Apa kau lihat-lihat! Aku hanya menangis bukan bunuh diri!" teriak ku pada bayangan-bayangan itu.

Ughh.. Aku sudah muak. Perut ku sudah di kurat habis.

"MAU PULAAAANGGGG!!"

-/-

Hem Hem..
Hem Hem Hem..
Hem Hem Hem Hem..
Hem Hem Hem..
Hem Hem Hem Hem Hem..
Hem Hem..

Hem Hem Hem..
Hem..

"Long?"
"Hem."
"Kamu gapapa?"
"Hem Hem Hem."
"Ok."

Kangen kakak cantik.
Yang kayak gitu cari dimana ya?

Hem Hem Hem..

Kok pengen pipis ya?

"Gege.. Hemm.. Mau pipis lagi.."

Hem..
Bosen.
Bikin ribut dikit ah.

"MAU PULANGGG!!" Teriak ku meraung kearah langit-langit sembari berlagak seperti kak Junlin saat mau disuntik.

Iya, ada kak Junlin disini. Disitu. Ya, di situ tuh. Di belakang ku tapi di depan ku, juga di sampingku.

Hem..
Jadi pengen nangis.
Coba ah.

Hem Hem..

"Gege.. Gege kesini.. Longlong takut ada kak Junlin di kaca." Kataku sembari menatap Kak Junlin.

Tapi ga jadi nangis, soalnya kak Junlin ga jadi serem.

"Engga! Gege ke aku dulu bantuin buka baju!" Kata Zeyu dengan aksi rewelnya.

Apa sih. Prik.

Hem Hem..
Ngapain ya..

Hem..
Tadi lagi nyari apa ya?
Yang bentuknya kayak aku tapi bukan aku.
Yang kayak kakak cantik tapi ga cantik.

Hem..
Siapa ya?
Kepikiran.
Temennya yang lagi nangis bukan ya?

Hem..
Kangen kakak cantik.

Sky - zofrenia  || Boy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang